Nextren.com - Bulan Ramadan tinggal beberapa hari lagi, dan akhirnya hari raya yang ditunggu-tunggu segera tiba, yaitu lebaran.
Meski tahun ini larangan mudik makin ketat, namun seperti biasa silaturahmi akan tetap terjaga, hanya bentuknya yang berbeda yaitu lewat virtual.
Tak heran jika trafik data perkiraan data akan melonjak tinggi, seiring silaturahmi virtual menggunakan beragam aplikasi digital.
Operator seluler segera menyambut lonjakan trafik data tersebut, termasuk XL Axiata yang telah menyiapkan jaringan telekomunikasi dan data guna menghadapi masa libur panjang Lebaran tahun ini.
Dalam masa liburan sekira satu pekan tersebut, XL Axiata telah melakukan persiapan jaringan meliputi antara lain meningkatkan kapasitas hingga 2x dari kondisi hari normal, optimisasi di area pemukiman serta lokasi tujuan wisata.
Baca Juga: Prediksi Telkomsel Saat Ramadan dan Idulfitri 1442 H, Trafik Data Naik 8,54 Persen
Peningkatan kualitas jaringan juga dilakukan di sepanjang jalur transprortasi darat di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi.
Selain itu, skenario rekayasa jaringan juga telah disiapkan jika terjadi kepadatan trafik di suatu lokasi.
Termasuk dalam persiapan ini adalah pengerahan sekitar 40 unit Mobile BTS (MBTS) di berbagai lokasi yang diprediksi akan mengalami lonjakan trafik, Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan, “Jauh-jauh hari kami sudah menyiapkan secara cermat jaringan telekomunikasi dan data untuk kebutuhan Lebaran ini. Meskipun ada larangan mudik, namun trafik kemungkinan tetap akan naik secara signifikan seperti Lebaran tahun lalu.
"Kami memperkirakan trafik akan meningkat sekitar 20% di layanan data. Layanan streaming video/musik, instant messenger, gim, dan media sosial akan mendominasi."
"Selain itu, layanan video conference dan video call akan naik sebagai saranan bersilaturahmi karena banyak pelanggan yang tidak bisa mudik dan berkunjung ke sanak famili.” Gede menambahkan, persiapan jaringan lainnya adalah berupa pengaturan trafik internet ke arah upstream arah Malaysia dan Australia menjadi 1,5x dan menggunakan 2 exchange Singapura dan Australia.
Selanjutnya, tim juga telah mengidentifikasi sekitar 800 titik lokasi yang menjadi pusat mobilitas masyarakat antara lain pusat perbelanjaan dan lokasi wisata serta tempat ibadah.