"Kini saya hanya akan berbaring di tempat tidur dan memikirkannya," kata Thomas.
"Lalu saya akan mencobanya lagi di komputer dengan strategi baru, dan tetap tidak berhasil, dan saya akan putus asa lagi," lanjut Thomas.
Kini, Thomas hanya punya dua kesempatan terakhir sebelum flash drive tersebut mengenkripsi seluruh isi data di dalamnya, selamanya.
Jika sudah terenkripsi, Thomas akan kehilangan akses pada seluruh Bitcoin miliknya selamanya.
Baca Juga: Bitcoin Naik 160 Persen Tahun Ini, Meski Investor Tak Paham Apa Yang Terjadi
Cara kerja Bitcoin berbeda
Sebagai mata uang elektronik, Bitcoin memiliki cara kerja yang berbeda dengan mata uang konvensional, terutama dari segi penggunaan pengaman kata sandi.
Jika uang biasa, pengguna bisa menyimpannya melalui bank (PayPal, BCA, dan lainnya) atau dompet digital (GoPay, DANA, OVO, dan sebagainya) di mana pengguna sewaktu-waktu bisa mengatur ulang kata sandinya ketika lupa dengan melakukan berbagai verifikasi data.
Hal ini berbeda dengan Bitcoin. Pencipta mata uang virtual yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto mengatakan, ide utama Bitcoin adalah memungkinkan siapa pun di dunia untuk memiliki rekening bank digital dan menyimpan uang dengan cara yang tidak dapat dicampuri atau diatur oleh pemerintah.
Jadi hanya pemilik Bitcoin saja yang mengetahui private key sebagai akses ke dompet Bitcoinnya.
Skema inilah yang membuat Bitcoin menjadi mata uang yang berisiko.