Nextren.com - Rencana merger operator seluler Indosat dan Tri menjadi pembicaraan hangat minggu ini.
Wajar saja, keduanya adalah operator besar yang punya puluhan juta pengguna dan sudah lama eksis dengan strateginya masing-masing.
Tahukah Anda, ternyata ada banyak manfaat yang bisa dinikmati, baik oleh kedua operator, pemerintah maupun masyarakat.
Kabar rencana merger antara Hutchison (3) Tri Indonesia dan Indosat Ooredoo disebut akan membawa angin segar bagi industri telekomunikasi.
Baca Juga: Tak Dapat Lisensi 5G di 2,3Ghz, XL Axiata Tunggu Lelang di 5 Frekuensi 5G Lainnya
Betapa tidak, usulan konsolidasi sudah didorong pemerintah Indonesia sekitar dua dekade yang lalu.
Menurut pengamat telekomunikasi, Moch S. Hendrowijono, konsolidasi perusahaan telekomunikasi akan mendorong efisiensi industri.
"Dewasa ini untuk penduduk 264 juta, kita punya enam operator seluler, Telkomsel, Indosat, XL, Tri Indonesia, Smartfren, dan Sampurna Telecom. Bandingkan dengan Tiongkok yang punya penduduk 1,3 miliar hanya ada tiga operator," jelas Hendro.
Banyaknya operator seluler di Indonesia menyebabkan pemborosan dalam banyak hal, seperti teknologi, sumber daya manusia (SDM), spektrum frekuensi, dan sebagainya.
Hendro mengatakan, beberapa ahli menilai Indonesia cukup memiliki dua hingga tiga operator seluler saja.
Namun, dorongan untuk melakukan merger tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Menurut Hendro, pemerintah yang mendorong adanya konsolidasi, justru tidak mampu memberi kompensasi kepada operator untuk merangsang merger, akuisisi, atau kerja sama.