Follow Us

Industri Digital Tidak Bisa Stand Alone, Harus Berkolaborasi

Wahyu Subyanto - Selasa, 22 Desember 2020 | 20:54
Ilustrasi belajar online.
telkomsel

Ilustrasi belajar online.

"Seperti eCommerce yang meningkat 3 kali lipat, Asuransi dan fintech yang meningkat 4-5 kali lipat dan tentu saja education technology yang tumbuh sangat besar,” ungkapnya.

Ke depan, tantangan edutech sendiri, menurut Uffie adalah bagaimana untuk bisa diterima oleh pasar.

Dalam hal ini bagaimana para pengguna dari sistem pendidikan di Indonesia sendiri bisa menerima.

Tantangannya bagaimana kita membangun sesuatu yang disukai oleh pengguna di dunia pendidikan.

Terlebih fokus kita pada kelas 1 sampai kelas 12.

Baca Juga: Video TikTok Dianggap Ikatan Guru Indonesia Bisa Menjadi Platform Belajar Anak

“Kita memiliki konsep yang didasarkan resource internal dan apa yang kita amati, dan itu yang akan kita implementasikan. Tapi pada akhirnya, kita kembali kan pada pasar."

"Kita bersyukur karena pada education technology ini yang akan banyak memberikan informasi bagaimana progress dan perkembangan atau respon dari market itu sendiri."

Karena dengan teknologi itu sendiri, kita bisa tahu behavior dari user, apa yang dia suka, di jam berapa sehingga dari hal tersebut, kita menentukan langkah yang nantinya akan memenangkan kompetisi dalam industri pendidikan di Indonesia,” ungkap Uffie.

Jika bicara harapannya di tahun 2021 mendatang, Uffie berharap semakin banyak sekolah yang menggunakan service Kelas Pintar. Baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.

"Sampai saat ini kita ada di 4-5 kabupaten atau kotamadya. Untuk tahun 2021 kita akan hadir di lebih banyak lagi sekolah swasta karena sekolah swasta juga menggunakan kurikulum yang ada di Indonesia.""Dan untuk consumer, Kelas Pintar akan melakukan banyak campaign di 2021. Saat ini Kelas Pintar sudah digunakan oleh lebih dari 700 ribu user dan akan terus meningkat lagi jumlah penggunanya.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest