Nextren.com - 5G di negara maju seperti Amerika Serikat sudah berjalan dan bahkan negara tersebut sudah mulai merencanakan 6G.
Adapun Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia masih berupaya untuk mendorong adopsi 5G.
Kemenkominfo diketahui sedang melelang frekuensi 2,3GHz bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jaringan bergerak seluler, meningkatkan kualitas layanan secara maksimal, serta mendorong akselerasi penggelaran infrastruktur TIK dengan teknologi 5G.
Baca Juga: Meski Saingan, Ericsson Tak Terima Huawei Diblokir Oleh Swedia
Lelang ini juga hanya akan diikuti oleh penyelenggara telekomunikasi yang telah memiliki izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler.
Melihat adanya inovasi ini, membuka sedikit demi sedikit kesempatan Indonesia memiliki 5G, yang berbeda dengan negara Malaysia.
Negara tetangga ini akan menunda teknologi jaringan 5G yang berencana dirilis pada kuartal ketiga 2020.
Namun hal ini ditunda karena Malaysia masih ingin berfokus pada jaringan 4G terlebih dahulu.
Dalam sidang parlemen, Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, Saifuddin Abdullah menjelaskan bahwa tidak ada gunanya meluncurkan jaringan baru ketika jaringan 4G saat ini masih belum tersedia secara luas di daerah pedesaan.
Selain dari masalah yang disebutkan, terdapat juga masalah dalam adopsi, regulasi, dan biaya kepada konsumen.
Melansir Mashable, masalah yang paling kritis itu terdapat 70 persen yang akan menggunakan 5G berasal dari industri sementara hanya 30 persen konsumen yang akan mengadopsinya saat diluncurkan.
Baca Juga: Huawei Minta Inggris Tinjau Kembali Larangan Koneksi 5G, Setelah Trump Kalah Pemilu