Softbank juga dilaporkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 74,8 Triliun yang dibagikan secara bertahap.
Untuk sisanya, Nvidia akan membagikan pembayaran tersebut kepada para karyawan ARM sebanyak Rp 22,4 Triliun dalam bentuk ekuitas.
Baca Juga: REVIEW Performa Gaming Oppo A92, Hampir Semua Game E-Sports Rata Kanan !
Kepala Eksekutif Nvidia, Jensen Huang mengatakan kalau model bisnis ARM itu brilian dan akan dipertahankan olehnya hingga masa mendatang.
Ia pun menambahkan kalau pengakusisian fantastis tersebut dilakukan oleh Nvidia dengan maksud sebagai langkah penggabungan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dimilikinya dengan ekosistem chipset dari ARM.
"Dalam beberapa tahun ke depan, triliunan komputer yang dilengkapi dengan AI akan menciptakan ekosistem Intenet of Things (IoT) yang ribuan kali lebih besar dari pada ekosistem IoT saat ini," tutur Huang.
Baca Juga: Rangkaian Laptop Gaming Lenovo Legion Terbaru dengan Teknologi Terbaru NVIDIA, Intel dan AMD Ryzen
Gabungan keduanya pun dirasa bisa membuat perusahaannya menjadi yang paling cocok untuk menyambut era AI di dunia.
Kendati demikian, apa yang disampaikan oleh Jensen Huang pada saat peresmian akuisisi tersebut berbanding terbalik dengan apa yang diungkapkan oleh pendiri ARM yakni Herman Hauser.
Dalam pernyataannya, Hauser mengungkapkan kalau akuisisi Nvidia terhadap ARM merupakan bencana baru bagi perusahaan pengembang desain chipset tersebut.
Hauser menilai kalau Nvidia akan membuat kerugian bagi beberapa aspek seperti Kota Cambridge yang merupakan kota markas ARM, Inggris, dan Eropa.
Baca Juga: NVIDIA Hadirkan GPU Gaming 8K Pertama di Dunia RTX 3090, Janjikan Game Lancar di 60fps 8K