Meski tidak semua pengembangan tersebut berhasil, namun upaya mereka dalam mengembangkan aplikasi mobile dan website membuahkan hasil.
Langkah yang diambil mereka tersebut membuat saham mereka meroket naik dan bahkan berani mengeluarkan klaim bahwa Domino's Pizza bukan hanya perusahaan di bidang fast food, melainkan juga sebagai perusahaan teknologi yang inovatif seperti Microsoft ataupun Apple.
Keuntungan tersebut membuat para pengusaha di bidang fast food ini ikut-ikutan dalam hal investasi teknologi.
Hal tersebut memulai perlombaan dalam mencari teknologi terbaru yang dapat membantu usaha restoran fast food dalam mencari profit. Salah satunya adalah dengan melakukan penghematan pengeluaran untuk sumber daya manusia.
Inovasi dalam restoran fast food
Makin ketatnya persaingan inovasi teknologi di antara restoran fast food membuat pengembangan tersebut menjadi semakin maju dan pesat.
Domino's Pizza melakukan pengembangan apps-nya yang terbukti berhasil ke arah pelayanan otomatisasi (automation), seperti chat bot untuk menerima pesanan pembeli.
(BACA:Deretan Smartwatch Rp 100 Ribuan Ini Bakal Maksimalkan Derajat Kerenmu)
Hal ini juga dilakukan oleh Taco Bell dan Subway dalam pengembangan chat bot. Taco Bell mengembangkan aplikasi mobile yang dapat menerima pesanan lewat chat messenger ala WhatsApp. Kamu cukup input pesanan kamu ke halaman chat, layaknya seperti sedang berbincang dengan manusia.
Subway bahkan menggunakan Facebook Messenger untuk menerima pesanan lewat chat bot mereka di Facebook. Jadi kamu cukup membuka Facebook untuk memesan roti sandwich, dan makanan tersebut akan diantar. Semua tanpa manusia di layanan chatting tersebut.
Domino's Pizza pun melakukan pengembangan yang lebih canggih lagi. Yaitu dengan teknologi machine learning dan voice recognition. Di mana kamu cukup log in, dan bicara ke dalam aplikasi mobile tersebut, dan sistem akan mengenali suaramu dan memberikan rekomendasi berdasarkan kesukaanmu.