Saat ini Indofarma tengah menunggu Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang akan rampung di akhir bulan ini.
Baca Juga: Riset MarkPlus: Inilah Manfaat Dompet Digital Dalam Mengurangi Penyebaran Covid-19
INAF menargetkan, awal Oktober 2020 sudah bisa melakukan distribusi karena saat ini masih menunggu izin dari berbagai pihak termasuk Kementerian Kesehatan.
Pada tahap awal, INAF akan mengimpor full set laser screeening test yang terdiri dari software, komputer, laser, kamera, dan lainnya.
Namun, banyaknya unit yang akan diimpor belum bisa dipaparkan Arief, lantaran perusahaan farmasi ini masih harus menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Dia juga belum bisa memerinci anggaran yang harus dikeluarkan karena kebutuhan impor masih dihitung.
Baca Juga: Singapura Sebar Drone Otomatis Untuk Rekam Warga yang Tidak Mau Jaga Jarak Selama Pandemi Covid-19
Namun yang pasti INAF akan menggunakan anggaran dari belanja modal untuk impor.
Lantas untuk prioritas distribusi, alat ini akan banyak di distribusi ke sektor transportasi karena tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi.
Di sisi lain, distribusi juga akan diutamakan ke layanan kesehatan seperti ke puskesmas dan rumah sakit yang membutuhkan alat untuk tes cepat.
Untuk jangka panjang, INAF pun berniat mengembangkan produk ini dengan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan menggunakan alat yang sudah bisa diproduksi di Indonesia seperti kamera, komputer, dan komponen lainnya.
Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Indofarma (INAF) bakal impor rapid test berbasis artificial intelligence dari UEAReporter: Arfyana Citra Rahayu