Namun, setelah beberapa reaksi, OpenAI merilis GPT-2 karena sejauh ini tidak ada bukti penyalahgunaan.
Akhirnya, mereka memperbarui algoritme dan merilis GPT-3, yang hanya terbuka untuk orang-orang yang mendaftar untuk versi beta.
Baca Juga: Mengenal Smart Sensor Berteknologi AI di OPPO Reno4
Porr, sebagai mahasiswa ilmu komputer di University California, meminta versi beta pribadi.
Namun akhirnya dia menemukan seorang mahasiswa PhD di universitas tersebut yang sudah memiliki akses ke algoritme.
Setelah mengetik skrip kecil untuk algoritme, judul, dan pengantar untuk blog, algoritme mulai bekerja.
"Sejak saya memikirkan ide dan berhubungan dengan mahasiswa PhD hingga saya benar-benar membuat blog dan blog pertama yang menjadi viral, mungkin butuh beberapa jam," jelas Porr.
Baca Juga: Kisah Anak Muda Melawan Pandemi Jadi Inspirasi IM3 Ooredoo Hadirkan Paket Freedom Internet
Namun, ada beberapa batasan pada GPT-3.
Pertama, tidak pandai bersikap logis dan rasional.
Jadi Porr memilih topik yang tidak membutuhkan banyak logika yaitu produktivitas dan swadaya.