Menurutnya, wajar bila Lyfe mengalami peningkatan harga.
Karena Lyfe merupakan perusahaan yang membidangi kesehatan, internet of things dan blockchain. Baca Juga: Operator Seluler AT&T Kini Terima Pembayaran Gunakan BitcoinSalah satu produk mereka adalah layanan kesehatan dimana permintaan terhadap layanan ini meningkat di tengah wabah COVID-19.
Sementara itu CEO Lyfe Indra Darmawan menjelaskan, Lyfe merupakan proyek di bidang kesehatan yang memadukan penggunaan beberapa teknologi yaitu IoT, telemedicine dan blockchain.
"Untuk mendapatkan technological advantage di industri kesehatan, kami harus mensinkronkan dan menggunakan semua teknologi tersebut."
"Karena sifat dari industri kesehatan yang sangat ketat dalam hal regulasi, kompetisi, dan adopsi di lapangan. Market Indonesia juga menarik dan memiliki potensi besar,” katanya.
Baca Juga: Milenial Berburu Bitcoin Selama Pandemi, Investor Generasi Tua Masih Memilih Emas
Lyfe juga menjalin kerja sama dengan DokterSehat.com, salah satu portal kesehatan dan telemedicine yang resmi bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, BNPB, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Selain itu, salah satu produk yang dikembangkan adalah Lyfe Watch.
Jam tangan pintar dalam negeri tersebut merupakan jam tangan pembayaran pertama di Indonesia, yang merupakan hasil kerja sama dengan Bank BNI di Indonesia.
Baca Juga: Hack YouTube Jadi Cara Baru untuk Mining Bitcoin, Channel Gaming Indonesia Ini Jadi Sasaran
Lyfe Watch terhubung dengan ekosistem Lyfe dimana pengguna dapat mengukur detak jantung dan mendapatkan motivasi untuk hidup lebih sehat.
Indra Darmawan berharap agar Lyfe dapat terus melayani masyarakat Indonesia dengan mengedepankan teknologi mutakhir IoT, blockchain dan telemedicine.