Selanjutnya adalah publik yang berfungsi sebagai pengguna perangkat IoT.
Lebih dari itu, publik juga bisa membuat komunitas sebagai bentuk organisasi yang bisa menghubungkan antara pengguna dengan produsen.
Dengan begitu, kekurangan-kekurangan yang terjadi pada sebuah produk IoT dapat diminimalisir di kemudian hari.
Baca Juga: Produk AIoT Smart Watch dan Buds Air Neo untuk Anak Muda Resmi Masuk Indonesia
4. Akademisi
Meski sama-sama berada di level pengguna, namun akademisi diharapkan bisa memiliki peran lebih dibandingkan pemakai IoT biasa.
Akademisi yang berkompeten pada IoT diharapkan bisa menjadi edukator pada kahalayak awam agar tidak terjadi kesalahan konsep produk.
Baca Juga: Layanan Internet of Things XL Resmi Rilis di 31 Kota, Tarif Mulai Rp 15 Ribu Setahun
5. Media
Faktor terakhir yang bisa mempercepat IoT di Indonesia adalah media.
Teguh menyatakan bahwa media hadir sebagai penyalur antara hasil pemikiran yang ada di masyarakat kepada pemerintah sebagai regulator.
Baca Juga: Smartfren rilis Booster Unlimited Rp 10 Ribu Seminggu, Cocok Untuk Belajar Online