Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Begini Penerapan Solusi IoT Telkomsel di Lapangan untuk Distribusi Produk

Wahyu Subyanto - Senin, 27 April 2020 | 16:35
Alat IoT Sensor dan Gateway Telkomsel yang diterapkan di Asset Performance Management
Telkomsel

Alat IoT Sensor dan Gateway Telkomsel yang diterapkan di Asset Performance Management

Nextren.com - Teknologi terus berkembang untuk memudahkan aktifitas manusia dan membuat bisnis lebih efisien.
Tren terbaru saat ini dalah penerapan IoT di berbagai sektor industri, tentunya agar bisnisnya lebih efisien dan bisa dipantau secara real-time.
Menurut Alfian Manullang, GM IoT Smart Connectivity Telkomsel di Jakarta (27/4), saat ini potensi bisnis IOT di Indonesia pada tahun 2022 adalah sebesar Rp 444 triliun.
Dari potensi itu, sebanyak 78% atau senilai Rp 350 triliun berada di aplikasi dan konten, sedangkan nilai bisnis jaringan IoT memang kecil, yaitu hanya 10% atau bahkan kurang jika yang dipakai IoT bandwithnya kecil.
Karena itu Telkomsel masuk ke bisnis solusi IoT secara lengkap dengan total solution, yang terdiri dari Device, Jaringan, Platform dan Aplikasi.
Ada tiga elemen utama yang disediakan dalam solusi total ini, yaitu 1) IoT Sensors (Bees dan Beacons)2) IoT Platform 3) Online Dashboard.
IoT Sensors menggunakan 2 tipe sensor yaitu : Bee (Smart Gateway) dan Beacon, yang dapat diterapkan baik pada asset yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
Kedua sensor tersebut dapat mendeteksi sejumlah variabel di titik penempatannya, seperti suhu, pencahayaan, kelembapan, tekanan udara, hingga lokasi secara real-time.
IoT Platform merupakan infrastruktur dan aplikasi pengolahan data, meliputi cloud dan data analytics.
Sedangkan Online Dashboard, memungkinkan para pelaku bisnis untuk melakukan manajemen aset melalui berbagai perangkat, mulai dari laptop hingga ponsel, di mana pun dan kapan pun secara online.
Ada tiga fitur utama yang dimiliki oleh Online Dashboard ini, meliputi real-time condition, historical reports, dan notifications and alerts.
Dashboard Asset Performance Management Telkomsel
Telkomsel

Dashboard Asset Performance Management Telkomsel

Cara kerja di lapangan
Bagi pengguna Asset Performance Management Telkomsel ini, mereka akan dibuatkan sistem yang khusus sesuai proses bisnisnya.
Misalnya perusahaan es krim yang ingin mengukur kestabilan suhu di dalam chiller (pendingin), baik di mobil pengangkutnya maupun di pendingin di supermarket.
Pihak Telkomsel sudah menghitung bahwa saat ini di seluruh Indonesia ada chiller lebih dari 1 juta di seluruh Indonesia.
Salah satu pemilik ribuan chiller mengatakan bahwa setiap tahun ada sekitar 1-3% chiller yang hilang, rusak atau dipindahkan tanpa ketahuan.
Hal ini semua akan bisa diketahui dengan cepat dan mudah lewat solusi IoT ini.
Maka di dalam mobil akan dipasang IoT sensor yang kecil dengan jumlah sesuai kebutuhan, sementara IoT Sensor Gateway dipasang di tempat yang aman, misalnya di kabin supir.
Atau kalau di supermarket, IoT sensor beacon ditaruh di setiap chiller, dan gateway bisa ditaruh dekat kasir atau tempat lain yang aman.
Gateway ini dilengkapi simcard Telkomsel 2G/3G dan sanggup menangani hingga 100 sensor IoT Beacon yang kecil-kecil tersebut.
Penempatan sensor IoT kecil-kecil ini (beacon) bisa ditaruh di mana saja, karena bentuknya kecil dan ringan dan tanpa kabe (wireless).
Baterai di tiap sensor beacon ini bisa bertahan selama 90 hari lalu bisa diganti.
Atau kalau ingin lebih lama, bisa bertahan selama 2 tahun jika memakai jenis baterai yang tak perlu diganti.
Sensor beacon ini bisa ditaruh di dalam chiller (pendingin) mobil pengirim, yang bisa mengirim data real-time seperti suhu, pencahayaan, kelembapan, tekanan udara, hingga lokasi secara real-time.
Nah sensor IoT kecil ini selalu mengirim data lewat Bluetooth Low Energy (BLE) ke gateway.
Jangkauan BLE ini bisa sampai 100 meter jika tanpa halangan, atau efektifnya 50 meter jika ada halangan.
Berikutnya gateway akan mengirim data ke cloud, lalu kemudian data akan diolah dan dianalisa.
Dalam waktu singkat hasilnya ditampilkan di dashboard pengguna, sehingga bisa segera diketahui apa masalahnya dan di mana lokasinya.
Jika ada data yang diluar standar, misalnya suhu naik, rute pengiriman bergeser atau terlambat, maka akan muncul alert atau peringatan di dashboard pengguna.
Bahkan sensor cahaya di sensor IoT beacon juga bisa mendeteksi jika boks barang yang dikirim, dibuka secara ilegal.
Jika ada sesuatu yang tidak benar, misal driver mematikan mesin sehingga chiler mati, atau chilernya mengalami rusak, maka bisa segera diketahui.
Sehingga kantor pusat bisa segera mencari mobil pengganti dan menukarnya.
Penerapan di lapangan
Penerapan solusi IoT ini sangat luas, misalnya di distributor daging ayam beku atau frozen food, atau es krim.
Bisa juga di industri farmasi untuk mengecek pengiriman produk berharga seperti vaksin, misalnya saat sedang dikirim dan suhunya naik di atas 0 derajat maka akan ada alert yang bisa terlihat di dashboard pengguna di kantor.
terkait penanganan Covid-19, solusi ini juga bisa dipakai untuk mengawasi pengiriman sampel tes Covid-19 dari daerah, atau pengiriman darah dari PMI.
Untuk poduk berukuran besar, penerapannya bisa ditaruh di palet distribusi, lempengan timah, betok konstruksi dan lainnya, agar bisa diketahui perjalanan kontainer tersebut ke mana saja.
Penerapan solusi IoT lain yang bisa diterapkan adalah di produk FMCG, transport logistik (pengiriman barang), pertambangan, pabrik dan airlines.
Skema bisnis
Perusahaan yang menerapkan Smart Asset Management Telkomsel ini akan memerlukan solusi dari sisi Device, Jaringan, Platform dan Aplikasi.
Selain itu, untuk sensor gateway bisa dibayar per bulan terutama untuk jenis sensor-sensor kecil.
Biayanya bisa dibawah USD 2 per sensor, sedangkan untuk gateway biayanya di bawah USD 40.
Tentunya makin banyak sensor yang digunakan, maka makin murah.
Telkomsel sendiri tidak mengincar pendapatan dari trafik jaringan karena tentu saja sensor-sensor IoT ini hanya perlu bandwith sedikit sekali.
Namun pengguna perlu mengeluarkan investasi secara paket untuk Device, Jaringan, Platform dan Aplikasi.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x