Posisi kedua ditempati oleh Amerika Serikat yang diklaim memiliki 4,6 juta video yang telah ditarik selama kuartal dua tahun 2019.
Hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan, sebab India dan Amerika merupakan salah satu negara dengan pangsa pasar terbesar untuk penjualan perangkat ponsel.
Baca Juga: User di Tiongkok Dilarang Pakai Bahasa Kanton di Aplikasi Tiktok
Meski menghapus puluhan juta video, TikTok mengaku kalau apa yang dilakukannya bukanlah permintaan dari pemerintah ataupun keluhan hak cipta.
Pemerintah India pun dikatakan pernah meminta menghapus 45 konten video, namun ditolak oleh TikTok.
Selain itu, perusahaan pun mengatakan tidak akan menghapus video pengguna meskipun perintah dari Pemerintah Tiongkok.
"Kami tidak dan belum menghapus konten apa pun atas permintaan pemerintah Tiongkok, dan tidak akan melakukannya jika diminta," ucap juru bicara TikTok, mengutip dari The Verge.
Baca Juga: Setelah India, Amerika Juga Siap Blokir TikTok Karena Ancaman Keamanan Negara
Ia juga menambahkan kalau ini merupakan pembuktian juga kalau TikTok tidak pernah bekerjasama dengan Pemerintah TikTok untuk urusan apapun termasuk pencurian data.
Dengan pernyataan seperti itu, spekulasi mengatakan kalau TikTok saat sedang berupaya meningkatkan kepercayaan para penggunanya.
Baca Juga: TikTok Diblokir di India, Facebook Siapkan Instagram Reels Sebagai Gantinya
Pasalnya, kemarin ada laporan kalau aplikasi besutan ByteDance ini tengah diawasi oleh pihak Amerika Serikat karena dugaan keamanan data.