"Kita sedang berbicara tentang rival politik, pembangkang, dan kritikus yang berusaha mengungkap pelanggaran HAM China yang luas," katanya.
"Pemerintah China ingin memaksa mereka untuk kembali ke China, dan taktik Cina untuk mencapai itu sangat mengejutkan."
Program Fox Hunt sendiri diinisiasi langsung oleh Presiden Xi Jinping. Awalnya program ini menargetkan para pelarian kasus korupsi yang bersembunyi di berbagai negara.
Baca Juga: Alat Mata-Mata Terkuat di Dunia Buatan Israel, Dipakai Arab Saudi Lacak Khashoggi
Melansir Beijing Times, pada tahun 2016 ada sebanyak 1.032 buronan yang berhasil dipulangkan ke China.
Mereka semua bersembunyi di lebih dari 70 negara berbeda. Penangkapan tersebut nyatanya berhasil mengembalikan uang negara sampai 2,4 miliar Yuan atau setara dengan Rp 4,9 triliun.
Pada tahun 2017, operasi perburuan ini berhasil menangkap 40 dari 100 buronan paling dicari saat itu. Dengan angka tersebut, operasi Fox Hunt dianggap sangat berhasil dan masih diteruskan sampai saat ini. Bahkan target buruannya semakin beragam.
Operasi Fox Hunt seolah menjadi pengingat untuk para penjahat negara bahwa tidak gunanya untuk bersembunyi bahkan di negara lain.
Baca Juga: Bantah Tuduhan Mata-Mata Tiongkok, CEO Zoom Perjelas Posisi Perusahaan
Dia melanjutkan: "Ketika tidak dapat menemukan satu target Fox Hunt, maka pemerintah China mengirim utusan untuk mengunjungi keluarga target di sini di Amerika Serikat."
"Pesan yang mereka sampaikan? Target itu memiliki dua pilihan: kembali ke China segera, atau bunuh diri."
Wray menyayangkan adanya ratusan target Fox Hunt yang ternyata sudah berstatus sebagai warga negara AS atau pemegang Green Card.