Nextren.com - Donald Trump diketahui akan kembali mencalonkan diri pada pemilihan presiden Amerika Serikat mendatang.
Namun, nampaknya proses pencalonan dirinya kali ini mengalami ganjalan.
Google melaporkan bahwa adanya serangan hacker yang dilakukan kepada staff kampanye Trump.
Hal ini disampaikan oleh Google Threat Analysis Group (TAG) yang merupakan divisi keamanan di Google yang melacak kelompok peretasan.
Baca Juga: Bocor Lagi! 2,3 Juta Data Pribadi Warga Indonesia Dicuri, 200 Juta Terancam
TAG mengamati bahwa saat ini sedang terjadi banyak tindakan phising yang dikirimkan oleh sejumlah hacker yang berasal dari Tiongkok dan Iran.
Dugaan mengatakan kalau apa yang dilakukan oleh hacker itu disponsori oleh dua negara tersebut.
"Baru-baru ini TAG melihat kelompok APT China menargetkan staf kampanye Biden dan APT Iran dan APT Iran menargetkan staf kampanye Trump dengan phising," ucap Shane Huntley, selaku kepala TAG, seperti yang dikutip dari Zdnet.
Sebagai informasi, Biden merupakan pesaing Trump yang akan ikut melenggang ke dalam pencalonan presiden baru Amerika Serikat.
Lengkapnya Huntley membocorkan kalau serangan ini dilakukan oleh APT31 (penyerangan staf Biden) dan APT35 (penyerangan staf Trump).
APT31 dikenal juga dengan nama Zirconium yang merupakan kelompok peretas yang sudah eksis sejak tahun 2016.
Rekam jejak dari hacker asal Tiongkok ini adalah incarannya terhadap perusahaan asing utuk mencuri kekayaan intelektual dan entitas diplomatik.
Baca Juga: Kebocoran Data Sudah Lama Terjadi, Ini Kata Pakar Keamanan Siber
Sedangkan untuk APT35, mereka dikenal dengan nama lain Newscaster yang kerap melakukan spionase secara siber dan disponsori oleh Pemerintah Iran.
Kelompok ini telah berdiri sejak tahun 2014 dengan menargetkan organisasi di media, militer AS dan Timur Tengah, personel diplomatik pemerintah, sektor teknik, layanan bisnis, dan telekomunikasi.
Meski adanya laporan phising, Huntley menyatakan kalau Google tidak melihat adanya tanda-tanda keberhasilan serang tersebut.
Baca Juga: Cara Mengamankan Akun Email Dari Pesan Spam dan Phising di Gmail
Ia justru mengingatkan untuk para pengguna agar memperbanyak pengetahuan mengenai tindakan phising.
Selain itu, Huntley juga beralasan bahwa kegagalan ini terjadi akibat adanya pemberitahuan dari sistem keamanan Gmail yang langsung menginformasikan adanya potensi penipuan di dalam email tersebut.
Kembali melansir dari Zdnet, ternyata kabar ini bukanlah sesuatu yang mengagetkan bagi Joe Biden.
"Kami telah mengetahui sejak awal kampanye kami bahwa kami akan menjadi sasaran serangan semacam itu dan kami siap untuk itu," ucap Biden.
"Kami akan tetap waspada terhadap ancaman-ancaman ini, dan akan memastikan bahwa aset kampanye dijamin," tutupnya.
(*)