Follow Us

Cara Amankan Data Agar Terlindung Dari Hacker Saat Work From Home

Fahmi Bagas - Rabu, 06 Mei 2020 | 10:51
ilustrasi hacker
cyware

ilustrasi hacker

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Kejahatan siber di masa work from home sedang marak terjadi.

Para hacker saat ini mengincar sejumlah data perusahaan-perusahaan yang ingin diambil, kemudian dijual di dark web.

Beberapa hari lalu kita tahu bahwa Tokopedia yang merupakan e-commerce kenamaan Indonesia telah mengalami hal tersebut.

Menurut laporan, ada sekitar 91 juta data pengguna yang diambil dan dijual seharga puluhan juta Rupiah.

Baca Juga: Tokopedia Menanggapi Data Pembayaran Pengguna yang Bocor Akibat Hack

Pihak perusahaan juga mengakui bahwa aplikasinya tersebut telah dibobol, namun tidak semua data berhasil diambil.

Melansir dari Kompas, staff ahli Kementerian Komunikasi dan Informartika (Kemenkominfo), Henri Subiakto juga mencatat bahwa ada peningkatan pada jumlah serangan siber di Indonesia selama work from home.

"Kalau di kantor aman karena ada sistem IT. Tapi ketika di rumah itu terbuka, makanya kemungkinan terkena kejahatan (siber) semakin besar" ungkapnya mengutip dari Kompas.

Sebagai pengguna internet, kamu juga harus mengetahui beberapa ciri-ciri bahwa data kamu sudah diretas oleh para hacker.

Nextren sempat melakukan telekonferensi dengan Hendra Lesmana, selaku CEO NTT Ltd. dan juga seorang pengamat teknologi.

Ia mengatakan bahwa salah satu ciri yang menunjukkan bahwa data kamu telah diambil oleh hacker adalah sering adanya email spam yang masuk.

Maka dari itu, Nextren telah merangkum beberapa langkah pencegahan awal yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Apakah Email Kamu Tersebar Datanya Secara Online

1. Gunakan Monitor.Firefox.com

Cara pertama adalah mengecek terlebih dahulu terkait akun aplikasi apa saja yang sudah dibobol dengan menggunakan layanan Firefox ini.

Kamu bisa menggunakannya melalui situs pencarian browser.

Jika sudah terlihat hasilnya, maka sebaiknya dengan cepat mengganti kata sandi dari aplikasi yang ada di daftar tersebut.

Namun, jika kamu ingin lebih aman, lebih baik hindari penggunaan aplikasi tersebut.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Mata-Mata Tiongkok, CEO Zoom Perjelas Posisi Perusahaan

2. Gunakan Software Asli

Nah langkah yang kedua ini sebenarnya memang agak sulit bagi kita yang agak awam.

Pasalnya, saat membeli sebuah perangkat seperti laptop, tawaran install software gratis kerap diberikan oleh pihak penjual.

Tak jarang dari kita akan menolak tawaran tersebut.

Ya, apalagi kalau bukan karena gratis dan tentunya dapat menghemat biaya.

Seperti yang kita tahu bahwa harga dari sebuah software asli dapat terbilang cukup mahal.

Baca Juga: Hape Xiaomi Dituduh Merekam Aktifitas Penggunanya Secara Diam-diam, Begini Modusnya

Untuk Microsoft Office saja, kita diharuskan untuk mengeluarkan biaya sekitar 500 ribu Rupiah.

Namun, resiko dari penggunaan software abal-abal memang sudah tidak diragukan lagi yaitu peretasan.

Selain itu, perusahaan pembuat software (asli) akan lebih bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh penggunanya.

3. Gunakan Dua Tahap Verifikasi

Nextren sempat menyinggung beberapa kali terkait dengan pengaktifan two-step verification.

Ya, langkah ini memang dianggap bisa untuk mencegah terjadinya tindak pencurian data pengguna.

Tak hanya untuk aplikasi e-commerce, two-step verification ini juga bisa digunakan pada beberapa layanan yang kerap digunakan untuk bekerja.

Baca Juga: Cara Ampuh Agar Data di E-Commerce Tidak Mudah Dibobol Hacker

Ilustrasi perlindungan data pribadi
1tv.ge

Ilustrasi perlindungan data pribadi

4. Selalu Gunakan Fitur Keamanan

Bekerja dari rumah tentunya membuat kita tidak terlepas dari aplikasi telekonferensi.

Pengunaan aplikasi tersebut dilakukan untuk mengadakan pertemuan secara daring.

Untuk itu, kamu diharuskan untuk memahami lebih dalam terkait fitur keamanan dari aplikasi yang digunakan.

Penggunaan password pada ruang meeting kerap kali masih dapat dibobol.

Kamu harus menggunakan fitur lainnya seperti "ruang tunggu", "co-host", ataupun "block" untuk mencegah hal tersebut.

5. Jangan Klik Situs Mencurigakan

Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan adalah jangan dengan mudah memasuki situs-situs "aneh".

Mungkin sebagian dari kita tidak terlalu memperhatikan halaman situs yang akan dikunjungi.

Kita biasanya hanya mengklik situs yang berada di paling atas daftar pencarian.

Baca Juga: Samsung Galaxy A31 Jadi HP Gaming, Pertama Pakai Chipset Mediatek

Namun, hal itu harus kamu hindari mulai sekarang karena bisa saja situs tersebut mengandung malware yang bisa saja melakukan tindakan phising.

Diketahui bahwa ada jutaan situs web penipuan yang hadir selama masa karantina ini.

Google telah mencatat ada ratusan iklan dan situs penipu yang hadir sejak awal tahun.

Baca Juga: Tanggapan Pengamat Teknologi NTT Terkait Bocornya Data di E-Commerce

Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah pencurian data pribadi selama masa work from home di rumah.

Semoga langkah ini dapat dilakukan dan membantu Sobat Nextren yang harus bekerja dari rumah.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest