Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Investor Semakin Agresif Danai Startup di Asia Tenggara

Fatimah Kartini Bohang - Senin, 06 Juli 2015 | 13:03
Ilustrasi Startup
The Next Web

Ilustrasi Startup

Para pengembang startup di Asia Tenggara patut bersuka cita. Belakangan, Asia Tenggara dilirik sebagai wilayah strategis untuk pengembangan industri perusahaan rintisan digital.

Para investor tak tanggung-tanggung menggelontorkan dana. Dilansir Nextren, Minggu (5/7/2015) dari Techcrunch, venture capital 500 Startups menambah pendanaan senilai 5 juta dollar AS atau setara Rp 66,8 miliar untuk pengembangan startup di Asia Tenggara.

Dana itu disalurkan melalui layanan pendanaan mikro mereka bertajuk "500 Durians" yang telah dirilis sejak Mei 2013. Sebelumnya, dana yang disiapkan untuk berinvestasi melalui 500 Durians adalah 10 juta dollar AS atau setara Rp 133 miliar.

Sejauh ini, pimpinan "500 Startups" untuk Asia Tenggara, Khailee Ng, belum mengkonfirmasi penambahan biaya tersebut. Namun, nominal itu telah dimasukkan ke dokumen pengajuan di pemerintahan Amerika Serikat.Indonesia punya potensi besar di Industri startup

Sejak 2013, pertumbuhan e-commercedi Asia Tenggara menanjak signifikan. Ekspansi pasarnya (market size) mencapai 7 miliar dollar AS atau setara Rp 93 triliun.

Pasar e-commerce paling tinggi di Singapura, yakni senilai 1,7 miliar dollar AS atau Rp 22 triliun. Disusul setelahnya Indonesia, dengan nilai 1,3 miliar atau setara Rp 17 triliun.Menurut CEO Tokopedia William Tanuwijaya, market size Indonesia bisa mengalahkan Singapura dan menjadi patron di wilayah Asia Tenggara. "Dengan populasi yang lebih besar dan terus meningkat. Indonesia berpotensi membuat Singapura-singapura baru tiap tahunnya," katanya di acara jumpa pers Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) beberapa saat lalu.Hal ini bersinggungan dengan investasi startup yang diramalkan akan masif di tahun-tahun berikutnya. Managing Director perusahaan investasi East Ventures (EV), Wilson Cuaca mengatakan, Indonesia adalah lahan basah bagi para investor. "Semua investor berlomba-lomba untuk investasi di Indonesia,'' katanya beberapa saat lalu. Ia menambahkan, hal ini tak lepas dari tingginya pertumbuhan penetrasi internet dan perangkat cerdas di Indonesia.

Tahun 2010, ada 22 juta pengguna internet di Indonesia. Angka itu meningkat menjadi 80 juta pengguna pada 2014, atau hanya dalam waktu empat tahun.

"Mobile commerce hampir nol persen pada 2010. Lalu di 2014 sudah mencapai 30 persen. Ke depan peningkatannya bisa lebih tinggi," kata Wilson.

Besar sekali peluang bagi anak bangsa untuk mengembangkan startup, bukan? Kamu bisa mulai dari ide sederhana yang berdampak besar bagi kemaslahatan banyak orang. Selamat berkarya!

Source :TechCrunch

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x