Yuk Pantau Resiko Serangan Jantung Seperti Ashraf Sinclair, Pakai Alat Seharga Rp 100 Ribuan Ini

Nextren.com - Dunia hiburan baru saja dikejutkan dengan berita meninggalnya suami dari penyanyi Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair pada Rabu (18/2).

Menurut pemberitaan yang beredar, wafatnya Ashraf Sinclair disebabkan karena serangan jantung.

Ashraf diketahui telah membintangi berbagai sinteron dalam layar kaca Indonesia.

Baca Juga: Inilah CrossFit, Olah Raga Keras dan Ketat yang Menjadi Hobi Ashraf Sinclair

Selain sinteron, ternyata Ashraf juga merupakan investor di beberapa perusahaan rintisan (start up) lokal.

Kepergiannya yang secara tiba-tiba memang mengejutkan banyak pihak terutama dari keluarga dan kerabatnya.

Resiko terkena serangan jantung memang bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Serangan jantung memang sangat sulit untuk diprediksi kedatangannya.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal di Usia Muda, Tinggalkan Banyak Bisnis Startup yang Dirintisnya

Bahkan, orang yang menjalani pola hidup sehat sekalipun memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena serangan jantung.

Meski sulit untuk diprediksi, gejala terkena serangan jantung bisa diminimalisir.

Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alat yang bernama Finger Pulse Oximeter.

Baca Juga: Inilah 5 Aplikasi Wajib Untuk Kalian yang Hobi Olahraga Sepeda

Finger Pulse Oximeter merupakan sebuah alat yang dapat mengukur tekanan jantung seseorang.

Cara menggunakannya sangat mudah, kalian tinggal menjepitkan alat tersebut pada bagian telunju tangan.

Setelah itu tunggu beberapa saat hingga nanti akan uncul data yang menunjukan berapa tekanan jantung kalian.

Tingkat keakuratan hasil dari alat pendeteksi jantung tersebut berkisar sekitar 80-90%.

Alat pengukur detak jantung tersebut sangat mudah ditemui baik secara online maupun offline.

Harganya pun cukup terjangkau, jika ditelusuri di beberapa marketplace, Finger Pulse Oximeter dijual dengan harga Rp 100 ribuan saja. (*)

Baca Juga: Orang Terkaya di Dunia, Jeff Bezos Sumbangkan Rp 136 Triliun Untuk Lawan Perubahan Iklim