Aktivitas kerajaan di Nusantara misalnya, yang sudah terekam dalam jurnal atau catatan penjelajah China sejak abad ke-4 hingga abad ke-7.
Dengan demikian, tidak heran jika kemudian aktivitas masyarakat Tionghoa di Nusantara juga berkembang. Hingga kemudian, masyarakat Tionghoa juga berkontribusi dan memiliki peran besar dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Temuan arkeologi Hingga saat ini masih sulit untuk memastikan secara pasti mengenai keberadaan bangsa China di Indonesia.
Dugaan awal masuknya bangsa China di Nusantara diketahui berkat penemuan benda arkeologi.
Baca Juga: Fitur Baru Google Chrome: Global Media Control, Widget Audio dan Video
Dilansir dari buku Tionghoa dalam Pusaran Politik yang ditulis sejarawan Benny G Setiono, penemuan benda kuno yang memperlihatkan awal masuknya bangsa China antara lain tembikar di Jawa Barat, Lampung, dan Kalimantan Barat; juga kapak batu dari zaman Neolitikum.
Artefak itu memperlihatkan kesamaan dengan yang ditemukan di China pada periode yang sama.
Penemuan lainnya adalah genderang perunggu berukuran besar di Sumatera Selatan, yang termasuk dalam budaya Dongson atau Heger Type I pada periode 600 SM hingga abad ke-3 Masehi.
Nama Dongson diambil dari desa kecil di Thanh Hoa, Teluk Tonkin, di sebelah utara Vietnam.
Genderang perunggu dengan tinggi sekitar 1 meter dan berat lebih dari 100 kg itu memiliki kesamaan dengan genderang perunggu asal China yang berasal dari masa Dinasti Han.
Baca Juga: Kekayaan Budaya Tegal Hadir di TikTok, Bahasa Ngapak, Sedekah Bumi dan Situs Harta Karun
Penemuan sejumlah benda arkeologi itu memperlihatkan bahwa ada kemungkinan terjadi lalu lintas pelayaran yang dilakukan masyarakat Tionghoa di China dengan masyarakat Nusantara.