Beberapa perusahaan besar seperti Microsoft, Intel, dan Panasonic juga masuk dalam uji coba ini.
Baca Juga: Kominfo Pastikan Jaringan Seluler Tetap Lancar Sepanjang Libur Natal dan Tahun Baru
Berdasarkan laporan dari The Washington Post, satu perusahaan besar, yakni Amazon, tidak mengirimkan algoritma mereka ke NIST.
Padahal, selama ini sistem pemindai wajah buatan Amazon sering mendapat kritik karena sering berlaku diskrimanatif bukan cuma terhadap ras, tapi juga gender.
NIST juga menemukan kalau sistem lebih sering menunjukkan kegagalan pada pengguna wanita daripada pria.
Baca Juga: Canggih, Sekarang Pengamen di Semarang Terima Bayaran Lewat GoPay
"Meskipun kami tidak mengeksplorasi apa yang mungkin jadi penyebabnya, data ini akan berharga untuk pembuat kebijakan, developer, dan pengguna dalam memikirkan batasan dan penggunaan yang tepat dari algoritma ini," kata Patrick Grother, ilmuwan komputer NIST.
Parahnya lagi, studi ini juga menemukan banyaknya kasus kegagalan saat mendeteksi wajah wanita dari keturunan Afrika-Amerika.
Baca Juga: Terbaik 2019: Inilah Cuitan Paling Viral di Twitter Sepanjang 2019
Catatan akhir dari NIST adalah bahwa tidak semua algoritma pemindai wajah punya potensi rasis seperti ini.
Pada akhirnya semua kembali lagi pada bagaimana sistem itu diciptakan dan bagaimana kualitas pengembangnya. (*)
Baca Juga: Ini 7 Artis Dengan Follower Terbanyak di Instagram Sepanjang 2019