Proses ini harus dihentikan dan diulang kembali, apabila kualitas produk yang dihasilkan kurang memuaskan.
“Apakah ingin cepat-cepat atau menunggu untuk memastikan kualitas? Di sinilah kami melakukan trade-off (mengorbankan kecepatan),” ujar Alvin.
2. Diborong pedagang
Belum selesai sampai di situ, selain persoalan di pabrik, kendala lain menghadang saat pemasaran produk secara online.
Alvin mengatakan, ponsel Redmi Note yang dijual di e-commerce banyak diborong oleh pedagang.
Baca Juga: Satpol DKI Tarik ATM Hingga Rp 31 Miliar Tanpa Terpotong Saldo, Siapa Yang Salah?
Akibatnya, konsumen yang benar-benar merupakan pengguna akhir jadi kehabisan barang.
Mereka kemudian mencoba mencari ponsel secara offline.
Namun ketika itu jaringan ritel fisik Xiaomi belum siap untuk menanggapi permintaan pasar.
“Pasaran online di Indonesia cukup rumit, karena yang membeli bukan cuma konsumen, tapi juga pedagang dan dealer."
"Sementara, kami sangat fokus di pemasaran online dan toko offlline belum matang,” jelas Alvin.
Baca Juga: Microsoft Uji Coba Integrasikan Outlook Dengan Gmail dan Google Drive