Follow Us

Begini Kisah Pengoreksi Fakta Melawan Hoaks dari India, Nigeria dan Filipina

None - Selasa, 12 November 2019 | 19:15
Anti berita hoax!
Adweek

Anti berita hoax!

Kumar mengaku mendapatkan banyak hal baru selama mengikuti pertemuan fact-checker global ini.

Salah satunya, mengenai teknologi pengumpul data di internet, Crowdtangle, yang dinilainya sangat membantu kerja cek fakta dalam mendeteksi dan mengatasi hoaks yang merebak.

“Crowdtangle sangat baik, ada banyak fitur baru yang dapat membantu kerja kita semua ke depannya. Dia juga bisa menampilkan konten yang dibagikan di Facebook,” kata Kumar yang juga merupakan Editor in Chief Indian Express, Rabu (6/11/2019).

Baca Juga: 25 Aplikasi Paling Berpengaruh Dekade Ini, Ada WhatsApp, Snapchat Hingga Flappy Bird!

Di India, Kumar menjelaskan, Facebook menjadi media sosial yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan informasi.

Tidak jauh berbeda dengan Indonesia, informasi hoaks yang menyebar India relatif sama dengan Indonesia.

Tak hanya isu-isu seputar politik, tetapi juga soal hal remeh, seperti obat penurun berat badan, dan sebagainya.

Namun, kata Kumar, yang menjadi keresahan adalah tersebarnya informasi bohong yang bisa memicu tindakan di masyarakat.

Ia menyebutkan salah satu contohnya.

Baca Juga: Hape Produksi Tiongkok Kuasai 65 Persen Pasar Smartphone Indonesia

“Ada satu yang menurut saya sangat menarik, ketika tersebar pesan melalui WhatsApp tentang pembunuhan sekelompok orang."

"Pesan itu kemudian membuat masyarakat beramai-ramai melakukan kekerasan untuk melawan pihak yang dimaksud sebagai pembunuh dalam pesan yang tersebar, itu sangat mengerikan,” ujar dia.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest