Sebagai salah satu pemain besar e-commerce di Indonesia, Bukalapak mulai membidik raih keuntungan.
Adapun hal tersebut dari banyaknya layanan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia.
Intan Wibisono, Head of Corporate Communication Bukalapak menyebutkan bahwa sebagai salah satu unicorn Indonesia, Bukalapak ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih break even point (BEP) atau bahkan keuntungan dalam waktu dekat.
"Tujuan kami selanjutnya breakeven atau mulai meraih keuntungan," jelasnya kepada kontan.co.id, Kamis (12/9).
Baca Juga: Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak Kuasai Pasar E-Commerce Pada Q1 2019
Untuk itu, selain platfom dagang, pihaknya fokus pada mitra, produk layanan finansial, dan beberapa e-government program.
Ia mencontohkan untuk program Mitra Bukalapak pihaknya sebagai intermitten suplier dengan harga bersaing dan cenderung lebih murah.
Dengan begitu, dapat semakin menarik banyak mitra yang menjajakan barangnya pada platform-nya.
"Apalagi jumlah warung mitra dan agen individual kami ada lebih dari 2 juta di 477 kabupaten dan kota di Indonesia," lanjutnya.
Baca Juga: TokTok.id, Platform E-Commerce Khusus ASN Kini Tersedia di Jawa Timur
Dari sana, Intan bilang per harinya transaksi penjualan Bukalapak lebih dari 2 juta per harinya.
Ia pun menegaskan pihaknya tak memberlakukan pajak bagi para pelapak, melainkan program Super Seller.
Adapun program tersebut untuk memaksimalkan penjualan lapaknya tanpa perlu membayar biaya langganan bulanan.
"Cukup membayar 1% dari hasil penjualan, pelapak akan mendapatkan akses ke fitur Premium Super Seller, serta mendapatkan bonus dan diskon untuk Fitur Promosi," jelasnya.
Baca Juga: Riset: Situs Belanja Online Bisa Bikin Kita Boros Ternyata Memang Disengaja
Untuk terus meningkatkan jumlah transaski, pihaknya bilang akan terus menghadirkan produk inovatif dengan dampak positif dengan mamfasilitasi pemenuhan kebutuhan masyarakat yang beragam dan terus berubah.
Adapun contoh program yang akan terus dikembangkan yakni Serbu Seru, Flash Deal, promo Harbolnas, dan sebagainya.
Selain itu, juga melalui produk-produk virtual seperti BukaAsuransi, BukaPembiayaan, dan Tiket Kereta Bandara.
Dari sana, berdasarkan blog Bukalapak dituliskan bahwa laba kotor Bukalapak di pertengahan 2019 naik 3 kali lipat dibandingkan pertengahan 2018.
Baca Juga: Survey 5 Kota Besar Indonesia: Masyarakat Habiskan Rp 1,2 Juta Selama Ramadhan untuk Belanja Online
Selain itu, pihaknya berhasil mengurangi setengah kerugian dari EBITDA selama 8 bulan terakhir ini.
Menilik data dari Bank Indonesia, nilai transaksi perdagangan barang dari 14 marketplace di Indonesia mencapai Rp 23,8 triliun pada Juni 2019.
Sedangkan dari 4 marketplace utama Indonesia pada Juni 2019 mencapai Rp 18,4 triliun.
Secara total, sepanjang semester I kemarin nilai transaksi perdagangan barang dari 4 marketplace utama Indonesia sebesar Rp 112,1 triliun, tumbuh 130% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 48,7 triliun.
Sedangkan, diestimasikan hingga tutup tahun nanti nilai transaksi perdagangan barang dari 4 marketplace utama Indonesia mencapai Rp 140,1 triliun.
Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Mau tahu strategi bisnis Bukalapak paska dikabarkan PHK karyawan? simak ini...Reporter: Sugeng Adji Soenarso