Follow Us

Didukung Google dan McKinsey, Gojek Xcelerate Latih 20 Startup Indonesia Agar Tumbuh Cepat

Wahyu Subyanto - Selasa, 10 September 2019 | 19:50
Keahlian yang harus dimiliki untuk berkarir di startup
FILE Magz

Keahlian yang harus dimiliki untuk berkarir di startup

Nextren.com - Hasil riset Google dan Temasek bertajuk e-Conomy SEA 2018 menunjukkan Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan startup paling cepat dan ukuran pasar paling besar di Asia Tenggara dengan kontribusi mencapai US$100 miliar pada 2025.

Dari 847 startup terdaftar, sebanyak 46 startup sukses menggalang US$4.07 miliar di 18 vertikal industri.

Ini menunjukkan bahwa masing-masing startup berhasil menerima pendanaan rata-rata US$88 juta dalam kurun waktu satu tahun.

Hal itu membuat startup yang kini sudah besar, berupaya untuk melatih startup lokal Indonesia lainnya.

Setelah menjadi Decacorn dan super-app di Asia Tenggara, Gojek menggandeng Digitaraya memperkenalkan Gojek Xcelerate.

Baca Juga: Startup Kedai Sayur Diguyur Investasi Rp 57 Miliar, Digitalkan Para Tukang Sayur Keliling

Ini adalah program akselerator untuk mengembangkan startup lokal Indonesia agar mampu tumbuh pesat dan menciptakan dampak sosial positif yang lebih luas.

Gojek Xcelerate akan memberikan program akselerasi intensif selama 6 bulan kepada 20 startup tanah air yang dinilai paling memberikan dampak positif dan berhasil lolos proses seleksi ketat.

Penyusunan kurikulum akselerasi startup Gojek Xcelerate melibatkan kolaborasi ekstensif dengan berbagai perusahaan teknologi global seperti Google Developers Launchpad, McKinsey & Company, dan UBS yang telah menjadi partner Digitaraya dalam 1 tahun terakhir.

Kurikulum Gojek Xcelerate mencakup berbagai metode komprehensif untuk mendorong pertumbuhan bisnis startup, seperti growth hacking, penggunaan machine learning, pengembangan model bisnis yang tepat untuk startup, serta cara menilai valuasi perusahaan.

Peserta juga bisa berkonsultasi tatap muka dengan para mentor kelas dunia yang berpengalaman mengembangkan industri teknologi skala global.

Baca Juga: Startup Laundry dan Dry Cleaning Asal Spanyol Mr. Jeff, Pakai Aplikasi untuk Antar Jemput Pakaian

Untuk mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan para mentor di Gojek Xcelerate, pendiri startup bisa melakukan registrasi di situs Gojek mulai 10 September 2019.

Presiden Gojek Group Andre Soelistyo mengatakan bahwa Gojek melihat pemanfaatan teknologi sebagai cara yang paling cepat untuk membawa dampak positif bagi masyarakat luas.

Sebagai aplikasi asli Indonesia, Gojek tidak hanya memecahkan masalah sehari-hari masyarakat lewat teknologi, tetapi juga mendukung startup-startup lokal agar punya kesempatan berkembang dan bermanfaat seluas-luasnya, sekaligus membawa harum nama Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terdepan di Asia Tenggara.

“Kami berharap program Gojek Xcelerate dapat mendorong lebih banyak startup merah putih, bahkan mencari bibit unicorn Indonesia berikutnya, sehingga Indonesia menjadi digital power house di Asia,” ujar Andre.

Baca Juga: Startup Tumbas.in dan La Lettuce Siap Sediakan Sayur Segar, Tak Perlu Lagi ke Pasar Tradisional

Gojek Xcelerate
Gojek

Gojek Xcelerate

Digitaraya merupakan partner strategis dalam mengakselerasi startup.

Mereka memiliki pengalaman mendalam mendampingi startup dan telah meluluskan lebih dari 50 startup dari 12 negara di Asia Pasifik.

“Digitaraya memiliki ekosistem yang terdiri dari berbagai perusahaan dan organisasi global, sehingga para startup bisa belajar dari yang terbaik di dunia,” kata Andre.

Menurut Managing Director Digitaraya Nicole Yap mengatakan, berbeda dengan program akselerator lainnya, Gojek Xcelerate menawarkan kurikulum mentoring komprehensif dengan menggandeng pemain kelas dunia lainnya, yaitu :- Google Developers Launchpad - program akselerasi startup berskala global, - McKinsey & Company - firma konsultan manajemen terkemuka, dan - UBS - perusahaan jasa keuangan asal Swiss.

Baca Juga: Bill Gates Bos Microsoft Suntik Dana ke Startup Indonesia Halodoc

“Kurikulum didesain khusus berdasarkan pembelajaran dan kesuksesan Gojek sebagai startup Indonesia pertama yang berhasil menembus panggung dunia.”

Nantinya, startup terpilih dengan produk dan layanannya yang mampu menjawab masalah keseharian konsumen Gojek, berpeluang bergabung dalam platform Gojek yang punya basis jutaan pengguna dan mitra di Asia Tenggara.

Dalam mengembangkan startup, tidak cukup hanya sebatas memberikan funding, namun juga penting mempersiapkan mereka untuk dapat menyikapi berbagai tantangan yang akan muncul di setiap fase perjalanannya.

Maka kurikulum yang komprehensif akan membantu startup untuk bisa memperluas pasar sehingga bisnisnya bisa tumbuh dengan cepat dan berkesinambungan.

Baca Juga: Startup Otomotif Indonesia Jualo, Kini Diakuisisi Startup Otomotif Singapura Carro

Di program ini , mereka bisa bertemu dengan talenta unggulan yang telah sukses mengembangkan produk berdaya guna tinggi bagi masyarakat.

"Harapannya, mereka dapat belajar dari pengalaman jatuh bangun Gojek, sehingga mampu menyiasati tantangan bisnis, serta semakin termotivasi untuk memperluas dampak sosial positif dari inovasi teknologi yang mereka ciptakan,” tambah Andre.

Gandeng pemain kelas dunia

Program Gojek Xcelerate dimulai dengan Bootcamp, yaitu peserta dibagi ke dalam batch dengan fokus topik berbeda.

Setiap batch mendapatkan kurikulum khusus untuk menjawab tantangan yang paling sering dihadapi startup.

Baca Juga: Startup Minuman Lokal Goola Milik Anak Jokowi Diguyur Investasi Rp 71 Miliar, Siap Pakai Aplikasi Mobile

Kurikulum dari Gojek akan berfokus pada metode Growth Hacking atau cara mengembangkan bisnis secara pesat melalui penggunaan data science dan creative thinking.

Sementara Digitaraya akan mengajarkan cara terbaik bagi startup untuk merumuskan tujuan bisnis serta metode membuat, mengukur, dan memantau performa startup secara berkala.

Adapun Google akan mengajarkan cara memanfaatkan Machine Learning agar startup dapat mengotomatisasi sebuah proses dan meningkatkan efisiensi.

Sementara UBS akan membahas metode valuasi perusahaan serta cara mendapatkan pendanaan lanjut dari investor.

Terakhir, perusahaan konsultasi manajemen global McKinsey & Company akan mengajarkan cara mengembangkan model bisnis dan memecahkan masalah dengan menggunakan mental model McKinsey yang telah teruji.

Baca Juga: WowBid Masuk Jajaran 61 Startup Menjanjikan Di Asia Tenggara

Head of Developer Relations & Startup Ecosystem for Asia, Africa and the Middle East, Google Sebastian Trzcinski-Clément memaparkan, “Kami ingin melihat startup lainnya juga dapat berhasil."

"Oleh karena itu, kami mengadakan Google Developers Launchpad beberapa tahun yang lalu, program yang mendukung startup dan akselerator terkemuka di seluruh dunia secara langsung.

Dalam kesempatan yang sama, Pendiri Wahyoo - startup yang menyasar warung makanan di Indonesia (warteg), Peter Shearer menceritakan, “Berdasarkan pengalaman saya bergabung dengan Digitaraya, akselerator startup merupakan salah satu proses penting yang sangat membantu pertumbuhan startup."

Selama rangkaian program mentoring, startup akan ditempa dan dibimbing agar siap menghadapi persaingan pasar dan juga beradaptasi dengan perkembangan bisnis yang begitu cepat.

Baca Juga: Saingin Starbucks, Startup Kopi Kenangan Dapat Suntikan Investasi 283 Miliar Rupiah

Dengan akses langsung ke pemain industri yang telah berpengalaman di bidangnya, Peter merasa yakin startup anak bangsa bisa lebih siap berkompetisi di tengah gempuran pemain luar.

Aplikasi Gojek sendiri pertama kali diluncurkan Januari 2015 untuk para pelanggan di Indonesia.

Sejak itu, telah berkembang menjadi platform mobile on-demand terbesar di Asia Tenggara, menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi dan pembayaran ke pesan-antar makanan, logistik, dan berbagai layanan on-demand lainnya.

Gojek Group kini beroperasi di 207 kota di lima negara di Asia Tenggara.

Per semester 1/2019, aplikasi dan ekosistem Gojek telah diunduh oleh lebih dari 155 juta pengguna, dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi, hampir 400.000 mitra merchants, dan lebih dari 60.000 penyedia layanan di Asia Tenggara.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest