2. E-mail mencurigakan
Biasanya, alamat e-mail yang digunakan scammer adalah e-mail gratisan seperti Yahoo atau Gmail.
Terkadang, mereka juga menggunakan alamat e-mail resmi perusahaan yang tidak berafiliasi dengan yang disebutkan di e-mail.
3. Nama domain tidak sesuai
Apabila alamat pengirim sekilas terlihat resmi atau jelas, coba teliti lagi domain situs yang meng-hosting formulir penipuan itu.
Biasanya lokasi domain situs phising tidak sesuai dengan alamat pengirim.
Dalam beberapa kasus, alamat domainnya bisa jadi mirip, meski masih berbeda.
Namun dalam kasus lain bisa saja alamatnya sangat berbeda.
Baca Juga: Video Cara Mengecek Kerusakan Oppo Pakai Aplikasi, Gak Repot!
Kaspersky menyontohkan, sebuah e-mail dari scammer mencoba merayu pengguna LinkedIn untuk mengunggah identitasnya ke Dropbox, yang tentu saja kedua perusahaan itu tidak berafiliasi.
Jikapun ada perusahaan yang menggunakan domain yang berbeda, perusahaan akan menjelaskannya di situs resmi.