Seluruh laporan masyarakat akan masuk ke dalam Dashboard Kupang Smart City yang dioperasikan oleh Pemerintah Kota Kupang.
Laporan itu secara otomatis diteruskan kepada tim operasional di lapangan untuk ditindaklanjuti.
Baca Juga: Sambut 5G: ITB dan Qualcomm Gelar Diskusi Roadmap, Manfaat dan Tantangan Penerapan 5G di Indonesia
Laporan masyarakat yang masuk juga akan menjadi data yang berharga bagi Pemerintah Kota Kupang, untuk menghasilkan berbagai rekomendasi kebijakan pembangunan kota.
Untuk itu, Jefri mengajak warga untuk dapat berpartisipasi aktif melaporkan berbagai masalah lingkungan dan sosial dalam mewujudkan Kupang Smart City.
“Melalui kampanye “Ayo Berubah!”, kami mengajak dan mengedukasi masyarakat Kupang untuk berubah ke arah positif dan memberikan pemahaman bahwa masyarakat bukan lagi menjadi objek, tapi harus menjadi subjek pembangunan,” ujar Jefri.
Pemda menargetkan pengguna aplikasi Qlue di Kota Kupang mencapai 22 ribu pengguna, dengan jumlah laporan masyarakat yang masuk melalui Qlue mencapai 30 ribu laporan hingga akhir tahun 2019 ini.
Baca Juga: Whatsapp Pay, Alipay dan WeChat Pay, Aplikasi Pembayaran Asing yang Siap Menyerbu Indonesia
"Untuk itu, saya berharap dan mengajak seluruh masyarakat kota Kupang untuk dapat memanfaatkan dengan baik Qlue dalam mewujudkan Kupang Smart City,” ujar Jefri.
Qlue mendapatkan dukungan dari GSM Association (GSMA) untuk fokus mengembangkan solusi smart city di tiga kota, yaitu Kupang, Makassar, dan Bandung.
Qlue menawarkan berbagai solusi teknologi mulai dari Smart City Dashboard, CCTV Integration and Analysis, hingga QlueWork – fitur Qlue.
Gunanya untuk meningkatkan koordinasi antar instansi yang efektif — untuk mempercepat penerapan smart city kepada kota-kota di Indonesia.