Siswa SMK di Karawang Ini Ciptakan Alat Pengurai Kemacetan di Lampu Merah

Kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar memang membuat lelah masyarakat.Salah satu penyebab kemacetan yang tak kunjung terurai adalah sistem pengaturan lampu lalu lintas yang belum optimal.Terkadang ada antrian panjang mobil di lampu merah yangtak kunjung hijau, sementara di sisi jalan yang lain dengan antrian pendek malah mendapatkan lampu hijau lebih cepat.Soalnya, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) persimpangan jalan memang diatur berdasarkan waktu yang sudah ditentukan. Sehingga lama penggiliran lampu merah di tiap arus punya waktu yang relatif sama.

Baca Juga: Cara Aman Mudik Dengan Fitur Melihat Kemacetan Di Google MapsKendalanya, saat salah satu arus jalan lebih ramai dari yang lain hal ini bisa mengakibatkan penumpukan. Sebab lama waktu antara lampu merah di persimpangan tidak ditentukan berdasarkan prioritas.SMK Texar Karawang, Juara 2 Katergori Sciene, kontes Toyota Eco Youth ke-11 punya ide menarik untuk mencegah kemacetan di persimpangan jalan. Caranya dengan membuat alat bernama ''Alat Pengurai Kemacetan.''

Baca Juga: Penelitian Buktikan Layanan Uber dan Lift Justru Menambah Kemacetan

"Dengan alat ini lamanya lampu merah diprogram dengan cara melihat kondisi sekitar, jadi tidak hanya terpaku pada setingan.""Program ini bisa memberi prioritas, mana lampu hijau yang harus menyala lebih lama," kata Nurhayat Arif, Kepala Program Tronik Mektronika, SMK Texar Karawang, Selasa (6/8/2019).Cara Kerja AlatArif menerangkan, cara kerja alat ini menggunakan sensor di tiap persimpangan. Sensor tersebut ditaruh dengan jarak antara 15 meter - 20 meter dari posisi lampu merah, atau bisa ditaruh lebih dekat atau jauh sesuai keinginan.

Baca Juga: 3 Cara Asik Manfaatkan WhatsApp saat Terjebak Kemacetan Mudik

(KOMPAS.com/Gilang)

Komponen alat pengurai kemacetan dari siswa SMK di Karawang

Baca Juga: Aplikasi CariAja Punya Fitur Ini Agar Kamu Terhindar Dari Macet Jakarta

Arif mengatakan, alat ini sudah pernah diuji coba pada Desember 2018 di salah satu arus persimpangan di Klari, Karawang. Hasilnya kata dia, pihak Dishub menilai alat buatan anak- anak SMK ini bisa bermanfaat kalau dikembangkan lagi. "Macet panjang berarti ada emisi gas buang dan ada bahan bakar yang terbuang.""Saya lebih suka alat ini dinamakan pengurai, karena sifatnya dinamis, dia bisa melihat yang mana yang lebih macet," katanya.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak SMK Ciptakan Alat Pengurai Kemacetan di Lampu Merah"Penulis : Gilang Satria