Nextren.com - Kita ketahui bersama telah terjadi kerusuhan saat demo besar di kantor Bawaslu, Jakarta pada 21-22 Mei lalu.
Korban tewas mencapai 8 orang dan ratusan orang lainnya menderita luka-luka.
Dalam kondisi rusuh seperti itu, provokasi dan kabar hoax makin deras bermunculan.
Hal itu bisa membuat masyarakat makin panas dan bisa memicu kerusuhan yang lebih luas.
Baca Juga: 3 Aplikasi Chatting Alternatif Untuk Pengganti Saat WhatsApp Mati
Karena itu, pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi laju peredaran kabar hoax di kalangan masyarakat.
Pasca-kericuhan setelah pengumuman hasil Pemilu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan telah membatasi akses media sosial untuk pengguna internet di Indonesia mulai Rabu (22/5/2019).
Langkah tersebut dilakukan untuk meredam penyebaran kabar bohong yang membuat situasi semakin panas.
Kominfo tidak membatasi seluruh akses ke media sosial, melainkan hanya beberapa fitur saja yang rawan disalahgunakan.
Baca Juga: 11 Kota di Indonesia Ini Blokir Akses Whatsapp Facebook dan Instagram
WhatsApp dibatasi tidak bisa mengirim dan menerima foto dan video.
Facebook dan Instagram juga mendapat perlakuan yang sama.
Lantas sampai kapan pemerintah akan terus memblokir akses ke media sosial ini?
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, pemblokiran ini akan kembali dibuka jika situasi sudah kondusif.
Baca Juga: Begini Cara Menangkal Facebook, Intagram, Dan Whatsapp Yang Diblokir
"Tunggu kondusif ya, yang bisa menyatakan suasana kondusif atau tidak tentu dari pihak keamanan."
"Dari sisi intelijen dari sisi Polri dari sisi TNI, kalau kondusif kita akan buka akan fungsikan kembali fitur-fitur."
"Karena saya sendiripun merasakan dampak yang saya buat sendiri," ungkap Rudiantara, Jumat (24/5/2019).
Tak hanya itu, Rudiantara pun meminta maaf pada masyarakat atas kerugian yang dialami dalam pembatasan sementara akses media sosial dan aplikasi berkirim pesan ini.
Baca Juga: Segera Update WhatsApp! Missed Call Saja Bisa Bikin Spyware Israel Menyusup Mencuri Data
Ia berharap masyarakat dapat memahami tujuan dari pembatasan tersebut.
"Saya mohon maaf apabila ada yang dirugikan. Saya mohon pengertiannya masyarakat yang terdampak," kata Rudiantara dalam wawancara dengan Kompas TV.
Rudiantara menilai, pemblokiran sementara ini sukses menahan penyebaran hoaks terkait aksi 22 Mei lalu.
Menurutnya, jika pemblokiran ini tidak dilakukan, maka konten hoaks dapat menyebar melalui foto maupun video di media sosial.
Baca Juga: Trik Mengubah Tampilan Font Di Whatsapp Tanpa Aplikasi (No Root)
"Efektif menahan hoaks. Blokir ini efektif terutama untuk penyebaran video, karena kalau video itu efeknya lebih besar dibandingkan dengan foto."
"Video itu paling cepat menyentuh emosi," lanjutnya.
Dibatasi 3 hari
Sementara itu, Menko Polhukam, Wiranto juga mengatakan hal senada.
Ia mengatakan selama beberapa hari ke depan, pengguna media sosial dan aplikasi pesan akan kesulitan mengakses foto dan video.
Baca Juga: Cara Mudah Membuat Akun Whatsapp Baru Tanpa Perlu Pakai Nomor Hape
"Ya dua-tiga hari berkorban untuk tidak melihat gambar, kalau teks, bisa," katanya.
Wiranto menegaskan, tindakan ini dilakukan bukan untuk sewenang-wenang, melainkan untuk mengamankan kondisi negeri.
"Ini upaya mengamankan negeri ini. Kita sama-sama memiliki negeri ini, jadi berkorban 2 sampai 3 hari enggak lihat gambar," pungkasnya.
Yang jelas, saat hari ini Nextren mencoba langsung mengirim foto lewat WhatsApp dengan internet operator seluler, masih belum bisa.
Namun jika menggunakan koneksi WiFi tak ada masalah.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sampai Kapan Pemerintah Batasi Akses ke WhatsApp dan Instagram? "