Follow Us

Tak Perlu Gelar Sarjana untuk Bekerja di Perusahaan Kelas Dunia Seperti Apple dan Google

None - Sabtu, 13 April 2019 | 11:59
Kantor Google
technologyreview.com

Kantor Google

Nextren.com - Suka tak suka, para pencari kerja di Indonesia mesti punya selembar ijazah sarjana, agar bisa lolos seleksi awal untuk masuk perusahaan besar.

Jika tak punya, jangan harap bisa lolos di tahap administrasi, yang hanya dilihat dari berkas-berkas yang dikirimkan.

Mau setinggi apapun kemampuan kamu, seleksi pertama tentu ada di ijazah tersebut.

Selama ini, pendidikan memang digunakan sebagai jembatan menuju dunia kerja.

Baca Juga : 5 Aplikasi Berikut Ini Bisa Bikin Kamu Cepat Dapat Kerja, Gratis Kok!

Semua orang berlomba-lomba menempuh pendidikan setinggi-tingginya dengan keyakinan bisa mengantarkan ke gerbang perusahaan kelas atap dengan jabatan teratas.

Nyatanya, tak semua perusahaan mensyaratkan gelar sarjana untuk mengisi jabatan yang ditawarkan, termasuk raksasa-raksasa teknologi di Amerika Serikat sana.

Perusahaan beken macam Apple dan Google merekrut pegawai yang bisa mengerjakan tugas yang diperlukan, tanpa memandang apakah orang bersangkutan memiliki gelar sarjana atau tidak.

"Perusahaan kami, seperti yang Anda tahu, didirikan oleh mahasiswa yang drop-out ," ungkap CEO Apple Tim Cook.

Baca Juga : Rahasia AI Alexa Amazon: Ribuan Manusia Bekerja untuk Mendengarkan

"Jadi, kami tidak pernah berpikir bahwa gelar sarjana adalah hal yang harus Anda miliki."

"Kami selalu berusaha memperluas wawasan kami," imbuhnya.

Pendiri yang dimaksud Cook adalah Steve Jobs yang keluar dari Reed College setelah satu semester, agar bisa masuk ke kelas yang menurut dia lebih menarik.

Cook bahkan mengungkap bahwa sekitar separuh pekerja Apple di AS tahun lalu banyak pula yang tidak bergelar sarjana.

Baca Juga : 5 Pekerjaan Ini yang Paling Dicari oleh 500 Perusahaan Startup IT

Alasannya, tidak semua perguruan tinggi mengajarkan skill yang benar-benar dibutuhkan perusahaan teknologi, misalnya saja kemampuan coding.

Setali tiga uang, Barbara Humpton, CEO Siemens AS sependapat bahwa gelar sarjana tidak menjamin kesiapan karir.

"Sering sekali perusahaan menawarkan posisi dengan mensyaratkan gelar sarjana, padahal tidak ada pekerjaan yang benar-benar membutuhkannya," ujar Humpton, dirangkum KompasTekno dari Business Insider, Jumat (12/4/2019).

Data yang tak jauh berbeda juga ditemukan LinkedIn.

Baca Juga : Karyawan Huawei Ngetweet Pakai iPhone, Ini Sanksi yang Diterima

Platform jejaring profesional itu mengungkap bahwa banyak perusahaan kelas atas saat ini tidak mensyaratkan gelar sarjana.

Posisi-posisi yang ditawarkan tanpa syarat gelar sarjana misalnya teknisi elektronik, desainer mekanik, dan perwakilan marketing.

Pendapatan sarjana lebih tinggi

Meski demikian, gelar sarjana bukan berarti tak berguna bagi pemegangnya.

Menurut laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada tahun 2018, pekerja yang memegang gelar sarjana rata-rata mendapat pendapatan lebih dari 1.198 dollar (Rp 17 jutaan) per minggu.

Baca Juga : Tanam Chip Implan Di Badan Karyawan Perusahaan Bukan Lagi Sains Fiksi

Jumlah ini lebih tinggi dibanding rata-rata pendapatan dari pegawai non-sarjana 802 dollar AS (Rp 11,3 jutaan) seminggu. Di AS, meraih gelar sarjana memang cukup sulit karena membutuhkan biaya besar.

Lulusan SMA seringkali harus berutang dengan mengambil pinjaman agar bisa kuliah, atau tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Menurut data dari Departemen Pendidikan AS, hanya 42 persen siswa SMA di tahun kedua yang meneruskan pendidikan hingga mendapatkan gelar diploma atau sarjana.

Bahkan, di antara para sarjana pun, tak sedikit yang bergelut dengan pekerjaan yang sebenarnya tak membutuhkan gelar tersebut.

(Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Perlu Jadi Sarjana untuk Kerja di Apple dan Google"

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest