Nextren.com - Tahun lalu, kita sudah mendengar startup bernama Madhang, besutan anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Jika GoFood atau GrabFood melayani pesan antar makanan dari warung serius dengan lokasi aktif, maka startup Madhang ini hanya melayani pesan antar makanan rumahan.
Aplikasi ini mengajak ibu-ibu rumah tangga yang punya keahlian memasak dan memiliki kelebihan porsi masakan, untuk menjualnya lewat aplikasi Madhang.
Setelah satu tahun beroperasi, aplikasi pemesanan makanan rumahan, Madhang mulai membuahkan hasil.
Baca Juga : Booklife, Startup Penerbit Buku Bagi Penulis Mandiri dan Tak Mau Ribet
Saat ini, aplikasi yang salah satu pendirinya adalah Kaesang Pangarep, anak Presiden Joko Widodo itu sudah mempunyai 4.000 mitra yang terdiri dari ibu rumah tangga, pegiat kuliner hingga UMKM bidang sejenis di Tanah Air.
Dengan jumlah tersebut, Madhang, saban harinya saat ini bisa melayani 300 transaksi yang berasal dari para pengguna Madhang.
Tercatat, jumlah pengguna atau user aplikasi ini sudah mencapai 60.000 pengguna.
Maulana Bayu, Chief Executive Officer Madhangmenjelaskan ciri khas aplikasi ini menyajikan menu dan masakan rumahan dan khas keluarga menjadi daya tarik sendiri.
"Kami membuka kesempatan kepada setiap keluarga yang ingin berkreasi dan menyajikan makanan rumahan terbaik kepada setiap orang," ujarnya kepada KONTAN, Senin (4/2).
Baca Juga : Startup Pickme Tawarkan Antar Jemput Digital untuk Anak Sekolah dan Pekerja Kantoran
Tak puas hanya membantu para mitra untuk bisa mendapatkan pasar yang tepat, Madhang saat ini juga menyediakan layanan pasokan bahan baku bagi para mitra.
Misalnya, ada mitra yang berkecimpung di kuliner berbasis ayam, maka start up ini bisa menyediakan bahan baku ayam.
"Kami juga mengembangkan model bisnis supply chain tersebut," tuturnya.
Adapun layanan transaksi hingga kini belum ada perubahan.
Baca Juga : SimpliDOTS, Startup Baru Ini Bantu Distributor Yang Kewalahan
Yakni pemesan bisa mendatangi pesanan secara langsung di tempat penjual, lewat skema bayar di tempat atau cash on delivery (COD) serta melalui aplikasi Ovo yang banyak dipakai sejumlah pihak.
Adapun pendapatan Madhang adalah dengan menaikkan harga jual dari harga makanan atau minuman.
Misalkan ada menu makanan atau minuman di bawah Rp 5.000, harga dikerek sekitar Rp 500.
Sementara untuk menu dengan harga bawah Rp 20.000 dan di atas Rp 5.000, dinaikkan sebesar Rp 1.000.
Baca Juga : Startup Bengkel Panggilan Montir.id Punya 50 Mekanik Siap Ke Rumah
Lantas harga menu makanan di atas Rp 20.000 ada tambahan biaya sebesar Rp 2.000.
"Misalkan ada mitra yang menjual nasi goreng dengan harga Rp 10.000, maka harga di aplikasi Madhang menjadi Rp 11.000," jelasnya.
Sayang, Bayu tidak memerinci omzet Madhang setiap bulannya.
Yang jelas ia mengklaim, pendapatan start up ini sudah positif dan bisa menutup biaya operasional.
Untuk lebih mengoptimalkan layanan, mulai tahun ini, Madhang membuat fitur Madhang POS.
Baca Juga : Sistem Pengairan Otomatis dari Startup Alumni ITB Ini Dongkrak Hasil Panen 40 Persen
Ini adalah layanan Madhang untuk membantu pengelolan keuangan dan kasir dari para mitra.
Sejauh ini, sudah ada 20 mitra yang memakai fitur tersebut.
Untuk sementara, layanan kasir tersebut masih offline.
Adapun Madhang POS saat ini tahap pengembangan dan ditargetkan sudah bisa berjalan pada tahun ini juga.
Ekspansi bisnis lain yang sudah dikerjakan Madhang adalah mendirikan tempat makan yakni Pujasera Madhang yang mulai beroperasi 9 Februari kemarin di Semarang.
"Masih trial, kalau sukses, tidak tertutup kemungkinan dikembangkan di tempat lain," katanya.
(Hikma Dirgantara)
Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Madhang mulai merambah area tempat makan