Nextren.com - Pekan lalu, Biro Investigasi Federal AS (FBI) sukses meretas website yang dimiliki oleh kelompok hacker Hive.
Departemen Kehakiman AS melaporkan, FBI menjalin kerja sama dengan otoritas berwenang lainnya di AS dan Eropa untuk meretas website hacker Hive.
Keberhasilan FBI meretas website hacker ini diklaim mampu mencegah kampanye penipuan dan menyelamatkan uang korban senilai USD 130 juta atau sekitar Rp 1,9 Triliun.
Hive sendiri merupakan kelompok hacker Rusia yang melakukan cyberattack dengan ransomware yang ditujukan untuk mengunci data penting pengguna.
Data yang berhasil dikunci Hive tak akan bisa diakses lagi oleh pengguna.
Nantinya, Hive akan meminta imbalan ke korban untuk membebaskan data yang dikunci.
Baca Juga: FBI Tuduh Hacker yang Mengintai Peneliti COVID-19 Didukung Negara
Dilansir dari The Verge, Departemen Kehakimanmengatakan bahwaperetasan FBI ke website Hive dilakukan dengan cara yang sah.
"Sederhanya, dengan menggunakan cara yang sah, kami berhasil meretas para hacker," ujar Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco sebagaimana dikutip dari The Verge.
Lebih lanjut, Lisa Monaco menerangakan bagaimana usaha FBI dengan otoritas berwenang untuk meretas para hacker.
Biro investigasi tersebut membutuhkan sekitar7 bulan untuk melakukan investigasi dan meretas website Hive.
Baca Juga: Hacker Retas Source Code League of Legends, Riot Games Diperas!
Setelah berhasil meretas website Hive,FBI mengembalikan ribuan file kepada korban yang sebelumnya disandera oleh Hive.
FBI juga menerangkan bahwa pihaknya telah memasangbanneryang menunjukan bahwa website Hive telah melakukan berbagai cyberattack yang melanggar hukum AS dan beberapa lembaga pemerintah Eropa.
FBI mengklaim bahwa mereka berhasil mendeteksi dan memblokir 2 server utama Hive yang terletak di Los Angeles, AS.
Server ini diduga digunakan oleh Hive untuk menyimpan data-data penting kelompok hacker tersebut, seperti data milik pengguna yang sudah disandera.
Meski sudah mengamankan server dan meretas website Hive, FBI tak menjamin sudah melumpuhkan aktivitas peretasan kelompok tersebut.
FBI hanya menjanjikan bakal terus berkomitmen untuk memburu pelaku cybercrime dan cyberattack di mana pun mereka berada.
"Kami tegaskan ke para pelaku siber bahwa di mana pun Anda berada dan seberapa keras usaha Anda untuk menyembunyikan jejak, pasti seluruh infrastruktur, rekan kriminal, uang, dan kebebasan Anda akan tidak aman," ujar Direktur FBI, Chris Wary.
"Perlahan, seluruh kegiatan busuk Anda akan terkena konsekuensi di masa depan," sambungnya.
(*)