Setelah berhasil meretas website Hive,FBI mengembalikan ribuan file kepada korban yang sebelumnya disandera oleh Hive.
FBI juga menerangkan bahwa pihaknya telah memasangbanneryang menunjukan bahwa website Hive telah melakukan berbagai cyberattack yang melanggar hukum AS dan beberapa lembaga pemerintah Eropa.
FBI mengklaim bahwa mereka berhasil mendeteksi dan memblokir 2 server utama Hive yang terletak di Los Angeles, AS.
Server ini diduga digunakan oleh Hive untuk menyimpan data-data penting kelompok hacker tersebut, seperti data milik pengguna yang sudah disandera.
Meski sudah mengamankan server dan meretas website Hive, FBI tak menjamin sudah melumpuhkan aktivitas peretasan kelompok tersebut.
FBI hanya menjanjikan bakal terus berkomitmen untuk memburu pelaku cybercrime dan cyberattack di mana pun mereka berada.
"Kami tegaskan ke para pelaku siber bahwa di mana pun Anda berada dan seberapa keras usaha Anda untuk menyembunyikan jejak, pasti seluruh infrastruktur, rekan kriminal, uang, dan kebebasan Anda akan tidak aman," ujar Direktur FBI, Chris Wary.
"Perlahan, seluruh kegiatan busuk Anda akan terkena konsekuensi di masa depan," sambungnya.
(*)