Twitter Memperluas Izin Iklan Politik, Pilpres 2024 Bisa Memanas Nih!

Kamis, 05 Januari 2023 | 12:00
Laura Normand/The Verge

Ilustrasi Elon Musk dan logo Twitter

Nextren.com - Berkaitan dengan iklan politik di media sosial, hal tersebut memang sering mencuri perdebatan.

Disatu sisi iklan politik di media sosial dirasa efektif karena algoritmanya bisa menyasar pengguna secara personal.

Namun iklan politik di media sosial kerap menjadi perdebatan karena platform tersebut takur diduga mendukung tokoh politik tertentu.

Maka dari itu sudah banyak platform jejaring sosial yang memberhentikan iklan politik, seperti spotify, Twitter, Facebook.

Baca Juga: Elon Musk Digugat Karena Nunggak Biaya Sewa Kantor Twitter, Siap Pindah?

Namun semenjak Twitter diambil alih oleh Elon Musk, banyak pengiklan besar yang enggan untuk beriklan lagi di Twitter.

Dan saat ini Twitter dikabarkan akan kembali memperluas izin iklan politik di Twitter dalam beberapa minggu mendatang.

Rencana Twitter ini diketahui dari cuitan akun Twitter @TwitterSafety yang mengatakan bahwa iklan dapat memfasilitasi percakapan publik.

Maka untuk itu Twitter akan kembali mengizinkan iklan politik masuk lagi, setelah sebelumnya dilarang pada tahun 2019 dan 2020.

Dalam tweet tersebut, Twitter juga mengatakan akan menyelaraskan kebijakan periklanannya dengan iklan di TV dan outlet media lainnya.

Twitter juga berkomitmen akan melakukan pendekatan untuk meninjau dan menyetujui bahwa konten iklan politik tersebut akan melindungi penggunanya.

Namun Twitter tidak merinci iklan politik seperti apa yang diizinkan akan muncul di platformnya.

Rincian tersebut menjadi hal yang penting karena pengaruh dari iklan politik bukanlah resiko kecil yang diambil.

Dampak dari iklan politik ini sangat besar, terlebih menjelag pemilihan presiden tahun 2024.

Baca Juga: Twitter Dituduh Bantu Kampanye Terselubung Pentagon, Elon Musk: Yikes!

Keputusan Twitter untuk memperluas izin iklan politik ini adalah satu hal dari berbagai hal kontroversial lainnya yang ditetapkan Twitter sejak dimiliki oleh Elon Musk.

Sebelumnya Elon Musk memecat ribuan karyawannya, dan meminta karyawan yang masih bekerja untuk lembu tanpa uang makan.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber The Verge