Parah! 3,6 Juta Akun Media Sosial Dimiliki Anak Yang Palsukan Usia

Selasa, 29 November 2022 | 19:30
Flickr/Stacey MacNaught

Ilustrasi aplikasi-aplikasi media sosial

Nextren.com - Penggunaan media sosial memang memiliki segudang manfaat, namun kita tidak boleh menampik bahwa terdapat dampak negatif yang juga mengikutinya.

4 dari 10 orang tua yang khawatir anaknya oversharing medsos

Kemudian, tidak semua konten di media sosial layak dilihat, contohnya, ternyata banyak konten makanan yang mengumbar kebisaan diet yang toxic di media sosial.

Kekhawatiran atas dapak negatif di media sosial menjadi meningkat saat mengetahui ternyata banyak anak anak yang menggunakan media sosial tanpa pengawasa.

Terdapat 3,6 juta akun media sosial dimiliki oleh anak anak dibawah umur yang memalsukan usianya.

Hal tersebut ditemukan oleh Advertising Standards Authority (ASA) yang menyatakan 93% anak-anak berusia 11-17 tahun memiliki akun media sosial.

Media sosial tersebut beragam antara lain seperti Facebook, Instagram, Snapchat, TikTok, Twitter atau YouTube.

Baca Juga: Mayoritas Millenial dan Gen Z Konsumsi Berita Dari Platform TikTok

Yang mengkhawatirkan adalah, anak-anak tersebut terpapar iklan-iklan yang tidak sesuai dengan umurnya.

Artinya mereka melihat iklan-iklan yang diperuntukan untuk remaja berusia lebih dari 17 tahun.

Bahkan temuan lainnya menyatakan bahwa umumnya anak anak mendaftar sosia media pada usia yang sangat muda.

Sekitar 67% akun yang dipegang oleh anak berusia 11 hingga 12 tahun, kemudian terdapat 21% dari akun dibuat oleh anak berusia 13 hingga 17 tahun.

Mirisnya lagi, sekitar 75% akun dibuat oleh seorang anak tanpa pengawasan orang tua atau wali dan 94% dari mereka mengakses media sosial dari perangkat yang mereka gunakan.

Baca Juga: Dorong Kesetaraan Gender di Indonesia, Google: Akses Internet Lebih Terbuka

Semua temuan tersebut merupakan bagian dari ASAs 100 Children Report, yang langsung memantau smartphone dan tablet dari 97 anak di seluruh Inggris.

Saat itu ASA mencoba untuk melihat apakah tayangan iklan diberikan dengan tepat kepada pengguna yang mendaftar di media sosial.

Dari 11,242 iklan yang ada di sosial media dapat dilihat oleh anak anak, dan terdapat 435 iklan atau sekitar 3,8% iklan yang tidak ramah anak dilihat.

Dilansir dari irisnews.com, Guy Parket selaku direktur ASA mengatakan bahwa studi ini dapat menjadi contoh untuk mendapatkan pemahaman yang nyata dan terkini tentang iklan yang dilihat anak anak di situs web, platform sosial, dan aplikasi.

Ia juga mengatakan Dengan banyaknya anak yang mendaftar di media sosial dengan usia palsu, sangat penting bagi pemasar iklan mempertimbangkan pilihan media mereka.

Untuk itu pemasar iklan perlu menggunakan banyak data berlapis untuk menargetkan iklan, menargetkan hanya berdasarkan data usia sepertinya tidak cukup.

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : irishnews.com

Baca Lainnya