Kemendikbud Ristek Gandeng AWS Kembangkan Transformasi Digital Indonesia, Layani 9 Juta Mahasiswa

Jumat, 04 November 2022 | 19:00

Ilustrasi Data Center Milik Alibaba Cloud

Nextren.com -Pandemi menuntut seluruh aspek pemerintahan untuk melakukan transformasi digital dalam mengembangkan pelayanan.

Transformasi digital sangat diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintahan, khususnya bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Prof Ir. Nizam selaku Dirjen Kemendikbud Ristek mengungkapkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan transformasi digital tercepat di dunia.

Pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 200 juta pengguna. Bahkan, penggunaan internet masyarakat Indonesia yang berdurasi rata-rata 8 jam 36 menit dalam sehari.

Baca Juga: AWS Rilis AWS Data Lab, Bantu Perusahaan Akselerasi Data, Analitik dan ML

Pemerintah mendorong generasi muda untuk tak hanya memiliki literasi digital saja, tapi juga sabagai bagian dari kreator dan kontributor.

Dalam menyukseskan misi transformasi digital, Kemendikbud Ristek menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi global seperti AWS.

Kemendikbud Ristek menggandeng AWS untuk menjadikan mahasiswa sebagai garda garis depan dalam perkembangan teknologi yang mencakup AI, IoT, big data analitik, cloud computing, cloud service, dll.

“Sita bergandengan tangan dengan seluruh Mitra pemain teknologi global seperti AWS agar mereka berada di garis depan dalam perkembangan teknologi yang mencakup AI, IoT, big data analitik, cloud computing, cloud service dan sebagainya," ujar Prof. Ir. Nizam.

Kampus Merdeka, program magang, studi independen bersertifikat, dan program Kedeireka adalah beberapa program Kemendikbud Ristek yang didukung oleh teknologi AWS.

Baca Juga: AWS Ungkap 4 Pilar Penting untuk Mendorong Inovasi Bisnis Startup

Dalam menghadapi transformasi digital, pemerintah diharapkan menemukan cara-cara baru dalam melayani masyarakat.

Dengan pengadopsian cloud, pemerintah berupaya menjalankan transformasi digital yang mampu menyediakan pelayanan masyarakat, pendidikan, serta kesehatan secara konsisten dan terarah.

Kemendikbud Ristek menggunakan layanan cloud untuk menjamin keamanan sistem pendidikan tetap aman dan mudah diakses.

Kemendikbud Ristek juga memanfaatkan cloud untuk mengelola data pendidikan nasional yang mencakup 4.500 perguruan tinggi, 9 juta mahasiswa, dan 300 ribu dosen.

“Maka satu-satunya adalah dengan menggunakan cloud untuk memastikan layanan itu aman, tersedia di semua titik bagi mahasiswa, dosen, perguruan tinggi dan masyarakat. Dalam hal ini Dirjen Diktiristek mengelola data yang cukup besar secara nasional dengan 9 juta mahasiswa dan setiap transaksional kerja dosen pun terekam semua,” ujar Prof. Ir. Nizam.

Plt Dirjen Kemendikbud Ristek Prof Ir Nizam dalam konferensi pers bersama AWS

Prof Nizam manambahkan, Dirjen Diktiristek menggunakan sejumlah layanan AWS untuk membantu mengembangkan penyediaan layanan ke masyarakat dengan berbasis sistem cloud.

Salah satunya adalah SIAGA (Sistem Informasi Kelembagaan), sebuah layanan kelembagaan bagi perguruan-perguruan tinggi yang akan membuka program studi, memantau kejenuhan program studi dan sebagainya, SINTA untuk melihat kinerja akademik dosen, dan SPADA sebagai repositori nasional perkuliahan yang telah menyediakan ribuan materi kuliah yang bisa diakses seluruh mahasiswa dan dosen.

Baca Juga: AWS Ungkap Perbedaan Machine Learning dan Artificial Intelligence, Jangan Keliru!

Kecakapan digital merupakan kunci bagi angkatan kerja masa depan untuk memaksimalkan potensi cloud.

Memenuhi permintaan tenaga kerja terampil digital akan membutuhkan kolaborasi yang lebih erat antara sektor publik dan swasta untuk terus berinvestasi dalam pendidikan, dan mempercepat pelatihan untuk memenuhi kebutuhan masa depan akan keterampilan dalam teknologi cloud, machine learning dan juga dan teknologi baru lainnya.

Untuk itu, Kemendikbud Ristek menggandeng AWS dalam mencapai visi Indonesia 2045 melalui program Indonesiaku AWSome.

Program pengembangan bisnis strategis yang diluncurkan pada Februari 2022 tersebut bertujuan untuk mempercepat digitalisasi di berbagai sektor melalui pengembangan jaringan lulusan baru yang cakap digital.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya