Nextren.com -PerangRusia dan Ukraina menunjukan sisi bringas dan kejam dari militer Rusia.
Baru-baru ini, 3 tentara Ukraina menceritakan kejamnya siksaan yang dialami selama menjadi tawanan militer Rusia.
3 tentara Ukraina ini mengaku pernah ditawan Rusia dan mendapatkan siksaan fisik dan psikologis oleh militer Rusia.
Baca Juga: Mengapa Perang Rusia-Ukraina Bakal Lama? Karena Sangat Menguntungkan!
Dilansir dari Reuters, 3 tentara Ukraina ini tertangkap oleh pasukan Rusia setelah pertempuran di pabrik baja Mariupol, Ukraina Selatan.
Dalam pertempuran yang berlansung selaa berminggu-minggu tersebut, mereka mengaku diculik militer Rusia untuk mengakui kejahatan terhadap warga sipil.
Mereka diinterogasi dalam kondisi fisik yang lemah pasca pertempuran,
"Saya diinterogasi bahkan sebelum saya mulai menerima antibiotik setelah anggota tibuh saya diamputasi," ujar Vladyslav Zhavoronok, salah satu tentara Ukraina yang pernah ditawan militer Rusia.
Vladyslav Zhavoronok juga menceritakan siksaan yang dialami oleh tentara Ukraina ketika menjadi tawanan Rusia.
"Orang-orang yang ada di sana disiksa. Ada yang lukanya ditusuk jarum, ada yang disiksa dengan air, ada yang tidak mendapat perawatan yang memadai," sambungnya.
Baca Juga: Vladimir Putin dan Xi Jinping Siap Hadiri G20 Bali, Indonesia Jadi Mediator Perdamaian Dunia
Tentara Ukraina kedua yang dibebaskan, Denys Chepurko mengatakan bahwa dia telah ditahan dala sebuah penjara di wilayah Donetsk.
Ia mengatakan beberapa tahanan dipaksa untuk telanjang dan kemudian berjongkok.
"Mereka ingin kami bersaksi melawan komandan kami, (untuk mengatakan) kami telah mengebom kota, mereka ingin engalihkan kesalahan pada kami dan saya katakan saya tidak akan melakukannya," ujarnya.
Setelah menolak perintah dari Rusia, Denys mendapat siksaan yang lebih berat.
"Mereka ulai memukuli saya dengan tongkat. Tapi saya tidak menandatangani apapun," sambungnya.
Baca Juga: Mantan Jenderal AS Sebut Rusia dalam Kondisi Bertahan, Tak Bisa Hindari Amukan Ukraina!
Mantan tahanan ketiga, Dmytro Usychenko membenarkan pernyataan dari Zhavronok yang menyebut tentara Rusia memaksa tahanan untuk menaku membunuh warga sipil.
"Mereka mengancam kami dengan pembalasan fisik, menembak, dll. Mereka ingin kami mengaku bahwa kami membunuh warga sipil meskipun kami tidak melakukan hal seperti itu," ujarnya.
Baca Juga: Rusia Siap Tutup PLTN Terbesar di Eropa, Bencana Radiasi Nuklir di Depan Mata!
Perlu diketahui, ketiga tentara Ukraina ini dapat bebas karena Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan pertukaran tawanan perang.
Tak diketahui secara pasti kapan Rusia dan Ukraina merealisasikan pertukran tawanan.
(*)