Mengapa Perang Rusia-Ukraina Bakal Lama? Karena Sangat Menguntungkan!

Senin, 22 Agustus 2022 | 18:30
Instagram

Sandiaga Uno menjelaskan kenapa perang Rusia dan Ukraina bisa berlangsung lama.

Nextren.com - Perang Rusia dan Ukraina yang dibantu negara NATO yang sudah berlangsung sdekitar enam bulan, belum ada tanda-tanda mereda.Padahal kondisi dunia makin kacau sejak perang berlangsung, sedangkan Rusia dibanjiri sanksi ekonomi dari AS dan sekutunya.Lalu ada alasan apa perang Rusia dengan Ukraina sejak 24 Februari 2022 tidak kunjung usai?Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno, menjelaskan alasannya dalam akun sosial media miliknya.Harga minyak dunia memang melonjak naik akibat perang Rusia-Ukraina. Sementara Rusia sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, mengalami kesulitan menjual minyaknya akibat sanksi dari AS dan sekutunya.

Rusia merupakan negara penghasil minyak terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Menurut International Energy Agency (IEA), produksi minyak mentah dan kondensat Rusia mencapai 10,5 juta barel per hari, yang setara 14% dari total pasokan global.

Baca Juga: Mantan Jenderal AS Sebut Rusia dalam Kondisi Bertahan, Tak Bisa Hindari Amukan Ukraina!Akhirnya Rusia harus mengobral minyaknya, menjual minyak di bawah harga pasar dunia, dengan pembeli yang sangat terbatas.Nah ternyata dari penjualan minyaknya itu, yang dijual dengan harga diskon, Rusia masih untung besar, mencapai US$ 6 miliar (Rp 90 triliun) per hari.Karena itu Sandiaga memprediksi bahwa perang ini berlangsung lama, karena Rusia masih mendapat banyak untung. "Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini akan cukup lama? Karena ini sangat profitable," ujar Sandiaga di akun medsosnya, Senin (22/8/2022).Menurut perhitungan Sandiaga, biaya perang Rusia hanya sekitar US$ 1 miliar. Maka dari penjualan minyaknya, Rusia masih untung US$ 5 miliar sehari (Rp 75 triliun). Rusia juga disebut menawarkan minyak murahnya ke Indonesia, dengan diskon 30% dari harga pasar internasional.Menurut Sandiaga, India sudah mengambil harga diskon minyak Rusia tersebut, maka Sandiaga melontarkan pertanyaan, "Kalau buat temen-temen CEO Mastermind ambil enggak? Pak Jokowi juga pikir yang sama, ambil."Namun memang sejumlah pihak merasa khawatir akan potensi sanksi embargo dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia, jika membeli minyak dari Rusia. "Ada yang enggak setuju karena takut, 'wah nanti gimana di embargo ke Amerika Serikat', ya biarin aja lah kalau di embargo paling kita enggak bisa makan McDonald," kata Sandiaga.

Baca Juga: Ngerinya Efek Perang Nuklir Rusia dan AS: Bisa Menewaskan Lebih dari 5 Miliar ManusiaTak hanya beresiko diembargo AS, bank asal RI juga bisa dikeluarkan dari sistem transaksi internasional Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Resikonya, Indonesia tidak bisa bertransaksi dengan dollar AS dengan negara lain.Karena lewat sistem SWIFT itulah AS mengontrol teknologi pembayaran antar negara, dimana setiap transaksi dollar AS harus lewat New York.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto