Nextren.com -Eskalasi perang Rusia dan Ukraina baru-baru ini memunculkan ancaman bencana radiasi nuklir bagi masyarakat dunia.
Ancaman bencana radiasi nuklir semakin menguat setelah pertempuran pasukan Rusia dan Ukraina di pembangkit nuklir Zaporizhzhia.
Dilansir dari NBC News, Rusia mengancam akan menutup PLTN Zaporizhzhia pada hari Kamis (18/8).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pembangkit listrik terbesar di Eropa ini dapat ditutup jika pasukan Ukraina terus menembaki fasilitas tersebut.
Baca Juga: Ngerinya Efek Perang Nuklir Rusia dan AS: Bisa Menewaskan Lebih dari 5 Miliar Manusia
Dalam sebuah pengarahan, Kepala Pasukan Pertahanan Radioaktif Rusia, Igro Kirilov mengatakan sistem pendukung cadangan pembangkit listrik telah rusak akibat penembakan
Kirilov mengklaim bahwa jika terjadi kecelakaan di pabrik, bencana radiasi nuklir akan mencakup Jerman, Polandia, dan Slovakia.
Ancaman penutupan PLTN terbesar di Eropa ini bukanlah isapan jempol belaka.
Laporan terbaru dari intelijen militer Ukraina mengungkapkan bahwa para pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk tidak datang bekerja pada hari ini, Jumat (19/8).
Juru bicara Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina, Andriy Yusofmengatakan bahwa sebagian besar staf pembangkit nuklir diperintahkan untuk tidak bekerja pada 19 Agustus 2022.
"Ada informasi baru yang datang sekitar setengah jam lalu, bahwa untuk 19 Agustus ada perintah untuk sebagian besar staff untuk tidak bekerja," ujar Yusof sebagaimana dikutip dari NMC News.
"Inilah yang dikatakan Rusia kepada orang-orang mereka, terutama karyawan Rosatom," sambungnya.
Dia mengatakan bahwa ini mungkin menjadi bukti bahwa Rusia sedang mempersiapkan "provokasi skala besar" di pembangkit nuklir Zaporizhzhia.
"Kai tidak mengesapingkan kemungkinan provokasi besar-besaran Rusia di wilayah ZNPP besok. Ini dikonfirmasi oleh propaganda mereka, informasi dari sumber kami, dan perilaku Rusia di stasiun itu," tambahnya, merujuk pada pembangkit nuklir Zaporizhzhia.
Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina di Pembangkit Nuklir Bakal Munculkan Bencana Dunia Jika Tak Ditengahi
Pihak Rusia masih belum mengkonfirmasi seputar perintah kepada personel Rosatom yang ditempatkan di Zaporizhzhia.
Kendati demikian, eskalasi pertempuran di pembangkit nuklir Zaporizhzhia tak boleh terus dibiarkan.
Saat ini, PBB telah aktif menggelar diskusi bersama Presiden Ukraina dan Turki untuk menghentikan pertempuran di Zaporizhzhia.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pertemuannya dengan Sekjen PBB dan Zelenskiy membahas pembangunan di atas suasana positif baru-baru ini untuk menghidupkan kembali negosiasi damai dengan Rusia.
Sementera itu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan keadaan di pembangkit nuklir Zaporizhzhia dan menyerukan agar peralatan dan personel militer ditarik dari lokasi tersebut.
(*)