Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir? Varian Baru Masih Menghantui Dunia

Jumat, 12 Agustus 2022 | 22:22
kompas.com

ilustrasi virus Covid-19

Nextren.com - Dimulai Maret 2020, pandemi Covid-19 yang melanda dunia sudah berlangsung selama lebih dari dua tahun.

Sejak saat itu, para ahli telah belajar betapa sulitnya memprediksi apa yang akan dilakukan virus ini selanjutnya.

"Saya tidak pernah menyangka, di tengah musim panas dalam gelombang panas, kita akan mengalami lonjakan kasus lagi setelah dua setengah tahun mengalami pandemi ini," jelas Dr. Scott Roberts, profesor dan direktur medis asosiasi untuk pencegahan infeksi di Yale School of Medicine.

Kepada Today, Roberts mengatakan dia "kecewa" dan "berkecil hati" dengan kondisi pandemi Covid di musim panas lalu.

Untungnya, pola perilaku virus terlihat dan kini manusia sudah dipersenjatai dengan pilihan pengobatan dan berbagai vaksin. Sehingga kondisi saat ini sangat berbeda dari tahun 2020.

Baca Juga: Pemerintah Terapkan PPKM Level 2 di Jabodetabek, Dampak Omicron BA.4 dan BA.5

Pertanyaan para ahli sekarang adalah berapa lama masa transisi ini akan berlangsung dan seberapa banyak virus akan berubah selama fase ini?

"Sepertinya kita berada pada siklus gelombang dua, pada bulan ini," kata Roberts.

Dia memperkirakan varian BA.5, yang kini bertanggung jawab atas lebih dari 85% kasus di AS, akan menurun dalam beberapa minggu ke depan.

Dari sana, kasus Covid-19 mungkin akan tetap rendah selama satu atau dua bulan, lalu mungkin melonjak saat cuaca menjadi dingin lagi sekitar bulan Oktober.

"Pada dua musim dingin terakhir, kita telah melihat lonjakan besar kasus Covid-19. Jadi situasi itu adalah pertaruhan, bahwa kita akan mengalami kondisi yang sama tahun ini," tambahnya.

Mengutip Today, Dr. Taison Bell, mengatakan bahwa virus varian BA.5 ini bisa mengikuti jejak penyebaran varian virus corona lain dan bermutasi menjadi tidak terlalu parah, namun lebih mudah menular dari waktu ke waktu.

Dr. Taison Bell adalah asisten profesor kedokteran di divisi penyakit menular dan kesehatan internasional serta kedokteran paru dan perawatan kritis di Universitas dari Virginia,

Pertanyaan besarnya, lanjut Roberts, adalah apa yang akan terjadi setelah varian BA.5 dan sejauh mana virus akan bermutasi sebelum akhir tahun ini.

Kecurigaan Roberts adalah bahwa pola perilaku dari varian virus baru tersebut akan berlanjut.

Artinya varian baru akan terus muncul, yang mampu menghindari perlindungan kekebalan tubuh kita hingga tingkat tertentu, meskipun tidak sepenuhnya bisa menghindarinya.

Jadi Roberts berharap, manusia masih memiliki perlindungan tubuh yang memadai terhadap penyakit parah dan kematian akibat vaksin, bahkan terhadap varian baru.

Pertanyaan selanjutnya adalah kapan dan bagaimana Covid-19 akan benar-benar berakhir?

“Saya tidak berpikir kita akan memiliki titik akhir dan mengatakan Covid sudah berakhir,” kata Bell.

Baca Juga: Ukraina Dituduh Pakai Senjata Biologis Virus, Bisa Menyebar via Burung

Menurutnya, virus Covid-19 ini telah menunjukkan kemampuan untuk bertahan dan berkembang di setiap musim setiap tahun, sejak kita mengetahuinya.

Neysa Ernst, manajer perawat untuk Unit Biocontainment Johns Hopkins, menjelaskan bahwa daripada menentukan tanggal berakhirnya pandemi, mungkin kita bisa melihat pergeseran bertahap ke respons endemik yang lebih banyak.

Virus endemik tentu masih merupakan masalah, tetapi hal itu tidak membebani sistem perawatan kesehatan atau mengganggu perjalanan masyarakat.

Misalnya, rumah sakit Ernst telah mengadopsi protokol pengujian otomatis untuk pasien baru. Hal itu membantu staf dalam mengidentifikasi dan mengisolasi orang dengan Covid-19.

"Penyakit ini akan terus berada dalam sirkulasi endemik yang pada titik tertentu, akan mengikuti pola yang lebih musiman," kata Roberts.

Ini artinya kita masih akan mengalami lonjakan yang lebih besar di musim gugur dan musim dingin, yang serupa dengan virus pernapasan lainnya.

Bell sepakat dengan pendapat tersebut. Selama beberapa tahun ke depan, Covid-19 akan menjadi sekadar gangguan saja, daripada menjadi sesuatu yang berpotensi mematikan untuk sebagian kecil orang.

Jadi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke fase itu?

Tentu saja sulit untuk diprediksi. Tetapi Bell memperkirakan akan membutuhkan dua hingga empat tahun lagi, untuk mencapai kondisi mapan dalam jangka panjang.

"Sebuah studi pemodelan baru-baru ini menunjukkan, bahwa kita dapat mencapai endemisitas sejati pada tahun 2024," kata Roberts.

Vaksin yang diperbarui untuk melindungi dari jenis virus corona tertentu, akan menjadi kunci ke titik itu.

Booster BA.4/BA.5 yang akan datang mungkin merupakan suntikan vaksin pertama yang diperbarui, namun kemungkinan besar itu bukan yang terakhir.

Roberts mengatakan bahwa vaksin booster tahunan yang dirancang untuk menargetkan varian virus yang beredar tahun itu, bisa menjadi hal yang biasa.

"Kami perlahan melihat virus ini berkembang menjadi virus musiman yang lebih endemik," kata Roberts. "Meskipun kita belum sampai di sana."

Baca Juga: China Laporkan Kasus Pertama Virus Flu Burung H3N8 pada Manusia, Seberapa Bahaya?

Kondisi Covid-19 di Indonesia

Kasus baru positif Covid-19 atau corona di Indonesia masih tinggi. Oleh karena itu tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Kamis (11/8) ada tambahan 5.532 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 6.267.137 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 4.824 orang sehingga menjadi sebanyak 6.057.237 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 22 orang menjadi sebanyak 157.171 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 52.729 kasus, bertambah 686 dari sehari sebelumnya.

Pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan.

Karena untuk menekan wabah Corona, harus dimulai dari menekan angka penularan.

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Kapan Covid-19 Benar-benar Berakhir? Ini Prediksi PakarReporter: Barratut Taqiyyah Rafie

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya