Presiden Perancis Larang Keras Uni Eropa 'Senggol' Rusia dan Vladimir Putin

Selasa, 10 Mei 2022 | 09:59
Reuters/Sputnik

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Emmanuel Macron berjabat tangan di pertemuan G20 pada 2019.

Nextren.com -Presiden Perancis Emmanuel Macron memberikan saran sekaligus peringatan kepada Uni Eropauntuk mewujudkan perdamaian di kawasan Eropa Timur.

Presiden Macron mendesak Eropa untuk tak melakukan penghinaan terhadap Rusia dan Vladimir Putin.

Penghinaan dan reaksi berlebihan terhadap Rusia disebutnya akan menjadi penghalang perdamaian di krisis Ukraina.

Baca Juga: Komandan Nuklir AS Peringatkan Kengerian Senjata Nuklir China dan Rusia, Jangan Lengah!

Dalam pidatonya di parlemen Eropa, Macron secara implisit membela Presiden Putin dan Rusia.

Macron mengatakan bahwa perdamaian di Ukraina tak akan tercapai dengan memberikan tekanan berlebihan ke Rusia.

Dilansir dari Euronews, Macron mengatakan kepada wartawan Stratsbourg bahwa saat perang berakhir, Moscow dan Kyiv akan bernegosiasi satu sama lain.

Tekanan dan ketegangan lebih lanjut hanya akan merusak situasi negosiasi dan jalannya perdamaian.

"Akhir dari diskusi dan negosiasi akan ditentukan oleh Ukraina dan Rusia. Tapi itu tidak akan selesai ketika ada penyangkalan, sikap mengesampingkan kepentingan, dan melakukan penghinaan," ujar Macron seperti dilansir dari Euronews (10/5).

Baca Juga: Rusia Was-was, Inggris dan Jepang Bakal Teken Perjanjian Pertahanan Baru

Presiden Macron dalam kesempatan tersebut juga memaparkan visinya tentang komunitas Eropa yang lebih terbuka untuk masa mendatang.

Visi Macron menginginkan negara-negara seperti Ukraina dan Inggris untuk dapat menjadi bagian dari Uni Eropa.

"Uni Eropa, mengingat tingkat integrasi dan ambisinya, dalam jangka pendek tidak dapat menjadi satu-satunya cara untuk menata benua Eropa," ujar Macron.

"Organisasi Eropa yang baru akan memungkinkan negara-negara demokratis Eropa yang menganut nilai-nilai inti kami untuk menemukan ruang baru untuk kerja sama di bidang politik, keamanan, energi, transportasi, investasi infrastruktur, dan pergerakan kaum muda," sambung Macron.

Baca Juga: Rusia Pamer Torpedo Nuklir 'Poseidon': Bisa Picu Tsunami 500 Meter Hingga Radiasi Mematikan

Visi Macron terhadap komunitas Eropa baru mendapat sambutan kurang menyenangkan dari Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.

"Saya pikir hari ini berbicara banyak dan itu berbicara untuk dirinya sendiri. Di satu sisi, anda melihat seorang otokrat, Vladimir Putin di Moskow dan dia menawarkan parade militer kepada rakyatnya, di sisi lain ada Eropa yang melihat perayaan demokrasi," ujar Ursula von der Leyen.

Pernyataan Ursula von der Leyen mengindikasikan bahwa komunitas Eropa yang diinginkan Macron tak dapat terwujud jika sistem pemerintahan dan ideologi saling bertolakbelakang.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto