3 Dosa Keji Putin di Ukraina: Bunuh Ratusan Anak hingga Bombardir Rumah Sakit

Senin, 11 April 2022 | 21:00
Eurativ.pl

Ilustrasi Adolf Hitler dan Vladimir Putin

Nextren.com -Vladimir Putin merupakan otak dari invasi Rusia ke Ukraina.

Presiden Rusia tersebut pada 24 Februari memulai invasi besar-besaran yang disebutnya sebagai upaya Denazifikasi Ukraina.

Putin beranggapan bahwa Ukraina menyembunyikan kekuatan ekstrimis kanan yang berbahaya bagi Rusia dan masyarakat internasional.

Ia kemudian menjadikan hal tersebut sebagai latar belakang invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: Kedekatan Indonesia dan AS Dalam Latihan Perang Bikin Cina Cemburu, Ultimatum Soal Natuna Utara

Invasi Putin ke Ukraina tidaklah semulus yang ia rencanakan.

Putin menghadapi berbagai macam kecaman dan sanksi internasional serta perlawanan sengit dari tentara dan rakyat Ukraina.

Dalam melancarkan invasinya, Putin tak segan-segan menghalalkan segala cara untuk menguasai wilayah demi wilayah di Ukraina.

Putin bahkan terbukti melakukan kejahatan perang dan dosa keji dalam invasinya ke Ukraina.

Nah, kali ini tim Nextren akan berbagi 3 dosa keji Putin terhadap Ukraina. Yuk, simak selengkapnya.

1. Bombardir Rumah Sakit

Awal Maret lalu, lLaporan dari organisasi HAM internasional Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan bahwa Rusia menggunakan senjata terlarang dalam invasinya.

Melansir dari situs resmi HRW, sebuah rudal balistik Rusia yang membawa bom 'cluster munitions' menghantam sebuah rumah sakit di Vuhledar, sebuah kota di wilayah Donetsk, Ukraina.

Human Rights Watch mengatakan pengeboman sadis tersebut terjadi pada 24 Februari 2022.

Serangan tersebut menewaskan 4 warga sipil dan melukain 10 warga Ukraina.

Tak hanya itu, fasilitas kesehatan di rumah sakit seperti bangunan, ambulans, dan kendaraan sipil rusak parah akibat bom tersebut.

Baca Juga: Putin Pusing Kepala! Bantuan Senjata AS untuk Ukraina Datang Setiap Hari

Laporan dari Human Rights Watch ini berdasarkan wawancara dengan pihak Rumah Sakit di Vuhledar.

Pihak Rumah Sakit memberikan foto sisa senjata rudal balistik Toschka yang digunakan oleh Rusia.

Rudal balistik Toschka yang digunakan adalah seri 9M79 dengan gugus 9N123.

Senjata tersebut masuk ke dalam jenis bom cluster munitions yang dilarang digunakan dalam perang.

Foto berikut merupakan tampilan ujung atau hidung dari bom cluster munitions 9N123 yang diledakan di Ukraina.

Human Rights Watch
Human Rights Watch

Ujung dari bom cluster munition 9N123

2. Pembantaian Anak-anak dan Warga Sipil di Bucha

Awal bulan ini, Rusia melancarkan serangan brutal di Bucha, wilayah tepi ibukota Kyiv.

PBB dan Ukraina melaporkan bahwa puluhan hingga ratusan penduduk sipil Ukraina tewas mengenaskan akibat serangan tersebut.

Negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO mengungkapkan bahwa penyerangan Bucha menjadi bukti kuat dimana rezim Putin melakukan kejahatan perang berat.

Dilansir dari BBC, satelit Maxar Technologies berhasil mengidentifikasi keberadaan kuburan massal di halaman berlakang Gereja St Andrew dan Pyervozvannoho All Saints.

AP Photos/Rodrigo ABD
AP Photos/Rodrigo ABD

Tentara Ukraina berdiri di samping kuburan massal di Bucha, pinggiran Kyiv

Setelah didatangi, kuburan massal tersebut berisi ratusan jasad warga sipil yang tewas terbunuh dari berbagai kalangan usia.

Selain itu, banyak jasad yang ditemukan tergeletak di jalanan Bucha. Ada yang kondisinya babak belur, berdarah, dan terluka.

Ironisnya, jasad-jasad tersebut dibiarkan tergeletak di ruang terbuka.

Baca Juga: Finlandia Akan Jadi Target Rusia Selanjutnya Apabila Nekat Gabung NATO

3. Permerkosaan dan Pembunuhan Tahanan Perang

Jurnalis Ukraina Natalya Gumenyuk melaporkan bahwa wilayah Donbas timur tengah menghadapi serangan kolosal.

Gumenyuk telah mendokumentasikan korban perang yang mengerikan di seluruh negaranya dan sekarang bersiap untuk kengerian yang lebih buruk.

Gumenyuk juga melaporkan adanya kasus pemerkosaan di sebuah desa dekat Kharkiv dan tambang kebun raya di Trostyanets oleh tentara Rusia.

Selain itu, tentara Rusia juga dilaporkan menembak tahanan dengan tangan terikat di pinggiran kota Kyiv.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya