Drone Bunuh Diri Rusia Dipakai di Ukraina, Berkecepatan 130 km/jam dan Bisa Tabrakan Diri ke Target

Kamis, 24 Maret 2022 | 18:20
ZALA Aero

drone bunuh diri buatan ZALA Aero, Rusia

Nextren.com - Sebuah "drone bunuh diri" dilaporkan ditemukan di Ukraina, dimana para ahli khawatir akan penggunaan robot pembunuh dalam peperangan.

Gambar drone KUB-BLA itu diposting Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, di Telegram dan tersebar luas di media sosial, seperti dilansir dari News.com.au.

Postingan itu telah memicu kekhawatiran dari para ahli yang berbasis di AS atas penggunaan teknologi oleh pasukan Rusia.

Drone dengan lebar sayap 1,2 meter itu bisa ditembakkan dari peluncur portabel dan terbang hingga 30 menit dengan kecepatan tertinggi 130km/jam.

Saat sebuah target didapat, drone itu dengan sengaja menabrak lokasinya dengan meledakkan tiga kilogram bahan peledak.

Baca Juga: Rusia Berhasil Hancurkan Senjata Ukraina dengan Drone Buatan Israel

Drone itu dijual oleh ZALA Aero, anak perusahaan dari produsen senjata Rusia Kalashnikov, dan didemonstrasikan pada pertunjukan udara 2019.

Perusahaan mengklaim bahwa drone itu memiliki sistem deteksi cerdas dan pengenalan objek berdasarkan kelas dan jenisnya secara real time.

Postingan foto-foto yang dibagikan oleh Gerashchenko tampaknya menunjukkan pesawat tak berawak itu rusak atau ditembak jatuh, meskipun gambar-gambar itu belum diverifikasi secara resmi.

Dampak teknologi di medan perang di Ukraina mungkin kecil, tetapi penggunaannya akan menjadi preseden berbahaya bagi teknologi AI pembunuh.

Di AS, operator drone atau peralatan lain yang mampu membunuh musuh, sistem keputusan akhirnya harus ditentukan oleh manusia.

Sedangkan undang-undang yang akan mencegah pengembangan AI tersebut telah ditolak.

Profesor MIT Max Tegmark, telah berkampanye menentang penggunaan senjata yang sepenuhnya otonom seperti itu.

Menurut Tegmark, jika larangan senjata otonom seperti itu tidak diperkenalkan di seluruh dunia, maka perkembangan dan penerapan teknologinya akan terus digunakan.

“Kita akan melihat lebih banyak perkembangan senjata otonom mematikan seperti itu, kecuali jika lebih banyak negara Barat mulai mendukung pelarangan mereka,” katanya kepada Wired.

Pakar teknologi militer lainnya, Michael Horowitz, mengatakan bahwa masih ada pertanyaan tentang penggunaan dan kualitas drone pembunuh.

Baca Juga: Canggihnya Drone Bayraktar TB2 di Ukraina, Sukses Hancurkan Tank Rusia

Telegram
Telegram

Drone bunuh diri Rusia yang diklaim jatuh di Ukraina

“Perusahaan yang memproduksi drone yang berkeliaran ini membicarakan fitur otonom mereka, tetapi seringkali otonomi melibatkan koreksi penerbangan dan manuver untuk mencapai target yang diidentifikasi oleh operator manusia, bukan otonom dalam cara komunitas internasional mendefinisikan senjata otonom,” katanya.

Ukraina telah menggunakan drone secara efektif saat mereka mencoba menghentikan invasi Rusia.

Di seluruh Ukraina, tentara telah menggunakan pesawat tak berawak buatan Turki yang dioperasikan dari jarak jauh.

Drone buatan Turki yang rumit itu punya sedikit kemampuan untuk mempertahankan diri, tetapi efektif melawan serangan udara Rusia yang lemah.

Pandangan terbaru tentang perang hi-tech muncul, saat Ukraina menolak permintaan untuk menyerahkan kotanya yang terkepung (Mariupol), saat pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka di pusat-pusat penduduk di seluruh negeri.

Kota Mariupol telah dikepung dengan pengeboman tanpa henti dan pertempuran jalanan selama berhari-hari.

Banyak penduduknya tidak memiliki makanan, air, atau listrik. Situasi di lapangan telah digambarkan sebagai "neraka di bumi".

Baca Juga: Drone Kapal CHCNAV APACHE 3 Untuk Bantu Cegah Bencana Banjir

Pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan akan mengizinkan warga Ukraina untuk mengevakuasi kota tanpa cedera, tetapi hanya jika kota itu menyerah kepada mereka.

Terkait hal itu, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, menolaknya dengan mengatakan itu "bukan pilihan".

Ledakan baru juga meletus di Kyiv. Rusia tampaknya telah meninggalkan upayanya untuk mengepung ibu kota Kyiv dan malah menembakinya dari jauh.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya