Nextren.com - Kejahatan siber masih terus mengintai sejumlah perusahaan dari berbagai industri.
Kali perusahaan telekomunikasi Singtel asal Singapura dikabarkan baru saja mengakui telah mengalami pencurian data pribadi para penggunanya.
Sebagai informasi, Singtel ini juga memiliki 35 persen saham Telkomsel, operator seluler terbesar di Indonesia.
Dilansir dari Telanganatoday, pihak perusahaan menyebutkan ada sekitar 129.000 data pelanggan yang berhasil dicuri oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Lebih lanjut, dikatakan juga bahwa aksi itu terjadi setelah adanya pelanggaran data yang baru-baru ini hadir di sistem berbagi file pihak ketika.
Baca Juga: Cara Memperbaiki Koneksi Internet by.U yang Sering Gangguan
"Sementara pencurian data ini dilakukan oleh pihak yang tidak dikenal, saya sangat menyesal ini terjadi pada pelanggan kami dan meminta maaf tanpa syarat kepada semua orang yang terkena dampak," ucap CEO Singtel Group, Yen Kuan Moon, dikutip dari Telanganatoday.
Ia juga menambahkan, "Kami telah mengecewakan pemangku kepentingan kami dan tidak memenuhi standar yang kami tetapkan untuk diri kami sendiri."
Pada kasus tersebut, Singtel menyebut bahwa data yang diambil oleh para peretas itu mencakup informasi pribadi konsumen.
Tak hanya itu, ternyata peretas juga menyasarpuluhan perusahaan lain. Yuk simak di halaman berikutnya!
Setidaknya ada 23 perusahaan lain yang juga terkena dampak dari aksi pencurain data Singtel.
“Mengingat kerumitan dan kepekaan penyelidikan kami, kami menjadi setransparan mungkin dan memberikan informasi yang akurat sejauh pengetahuan kami," ungkap Yen Kuan Moon.
Baca Juga: Inilah Hasil Uji 4G Kualitas Download Dan Upload Operator Tahun 2020
"Kami melakukan yang terbaik untuk menjaga dukungan pelanggan kami dalam memitigasi potensi risiko," lanjutnya.
Sebagian besar data yang bocor mencakup informasi internal Singtel yang tidak sensitif seperti log data, data pengujian, laporan, dan email.
Rincian data yang dicuri antara lain adalah rekening bank dari 28 mantan karyawan Singtel, rincian kartu kredit dari 45 staf pelanggan korporat Singtel dan beberapa informasi dari 23 perusahaan, dikutip dari Telanganatoday.
Baca Juga: Operator Seluler Digital Switch Tutup Layanan, Bagaimana Nasib Pelanggan?
Selain itu, ada juga informasi yang menyebutkan bahwa data-data pengguna di wilayah Jammu dan Kashmir, India, berhasil diretas dan dijual di internet seharga 3500 USD dalam bentuk Bitcoin.
Namun klaim tersebut dibantah oleh pihak perusahaan.
Singtel mengatakan bahwa pihaknya sedang bergerak dengan urgensi untuk menjangkau semua pelanggan individu ataupun korporat yang terdampak.
Hal tersebut dilakukan untuk tetap bisa mendukung para korban dengan cara terbaik dan bisa mengelola risiko yang mungkin timbul ke depannya.
"Kami juga menunjuk penyedia layanan data dan informasi global untuk menyediakan layanan pemantauan identitas tanpa biaya kepada pelanggan yang terkena dampak," ungkap Singtel.
Baca Juga: Jaringan 5G Beda Dengan 4G, Butuh Sharing Spektrum Secara Nasional
Yen Kuan Moon, selaku CEO Singtel juga menegaskan bahwa kejadian yang terjadi diperusahaannya ini tidak mempengetahui sistem inti perusahaan.
"Operasi dan fungsi inti kami tetap tidak terpengaruh dan sehat dan insiden ini melibatkan sistem mandiri yang disediakan oleh vendor pihak ketiga," pungkasnya.
(*)