Pinjaman Fintech Melonjak Rp 128,7 Triliun, Usaha Kecil Butuh Modal?

Kamis, 12 November 2020 | 10:45
KONTAN

Ilustrasi fintech

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Pandemi menjadi sebuah momok yang cukup mengerikan bagi hampir seluruh lini bisnis.

Tak hanya perusahaan besar, usaha mikro UMKM pun menjadi salah satu yang sangat terdampak.

Disebutkan bahwa pendapatan para pebisnis UMKM bisa menurun hingga 80 persen dibanding hari biasa.

Selain itu tak sedikit pula yang memutuskan untuk menutup usahanya.

Baca Juga: Tak Ada Habisnya, Maret 2020 Satgas Waspada Investasi Hentikan 388 Fintech Pinjaman Online Ilegal

Alasannya jelas karena kurangnya modal usaha yang terus terkuras.

Polemik itu pun membuat perusahaan pinjaman finansial berbasis teknologi (fintech) menjadi salah satu alternatif para pebisnis.

Seperti yang kita tahu, saat ini banyak aplikasi-aplikasi pinjaman online yang digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Hal itu pun dikonfirmasi oleh Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Imansyah, dalam acara Indonesia Fintech Summit 2020, Rabu (11/10).

Ia menyatakan bahwa secara total penyaluran fintech tumbuh 113,05 persen year-on-year.

Persentase itu pun mencatat bahwa pinjaman yang diberikan hingga kuartal ketiga (Q3) telah mencapai angka Rp 128,7 triliun.

“Akumulasi rekening peminjam tumbuh 103,46 persen yoy menjadi 29,21 juta. Sedangkan, akumulasi rekening lender tumbuh 21,99 persen yoy menjadi 681.632 entitas,” kata Imansyah.

Rekening dana lender merupakan rekening yang diperuntukan bagi pendana maupun perusahaan untuk melakukan transaksi pendanaan peer to peer lending.

Baca Juga: Startup Fintech Ezeelink Bagikan 1000 Vocher Makan Gratis untuk Driver Ojol

Baca Juga: Fintech P2P JULO Dengan 1 Juta Pengguna Kini Resmi Kantongi Izin OJK

Lebih lanjut, Imansyah juga menjelaskan kalau untuk pinjaman baru pada September 2020 secara nasional sudah tumbuh 25 persen menjadi Rp 47,2 triliun.

Adrian Gunadi, selaku Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pun mengatakan kalau pertumuhan ini mencerminkan penyaluran pinjaman modal yang tetap berjalan selama pandemi.

Ia juga menyebut kalau perusahaan fintech masih banyak yang membiayai bidang kesehatan, logistik, telekomunikasi, dan kebutuhan pokok.

Pihak tersebut beralasan kalau sektor-sektor itu dipercayai bisa bertahan di tengah pandemi.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya