Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas
Nextren.com- Perkembangan teknologi dari berbagai sektor terus bergulir setiap tahun.
Kondisi seperti itu membuat negara di seluruh wilayah dunia mau tidak mau harus memoderenisasikan diri agar tidak ketinggalan zaman.
Beberapa waktu belakangan ini, teknologi koneksi jaringan 5G menjadi salah satu isu teknologi yang menjadi bahan perbincangan.
Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa sudah mulai mengembangkan kemampuan koneksi tersebut.
Baca Juga: Jaringan 5G Disebut Berbahaya Hingga Picu Penyakit Kanker, Benarkah?
Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia pun menjadi sorotan.
Pasalnya sampai saat ini, masyarakat di Indonesia masih harus berkutat dengan jaringan 4G yang masih harus dimaksimalkan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun sedang berupaya untuk membawa koneksi 5G lebih cepat.
Baca Juga: China Sebut AS Main Kotor, Setelah Pemblokiran Teknologi 5G Huawei Kian Meluas
Menurut Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kemenkominfo, Dr. Ismail membangun 5G di Indonesia bukan hanya persoalan frekuensi sinyal saja.
Hal tersebut diungkapkan dalam acara webinar bertajuk "Unlocking 5G Potential for Digital Economy in Indonesia" yang diselenggarakan pada hari Kamis, 24 September 2020.
Lebih lanjut, Ismail menyebutkan kalau kehadiran 5G nantinya bukan hanya untuk sekedar user experience saja.
"Koneksi ini (5G) juga harus membentuk sebuah pendekatan baru," ucap Ismail.
Pendekatan yang dimaksud oleh Ismail tersebut antara lain adalah dukungan program kerja Presiden, mewujudkan roadmap making Indonesia 4.0, pengembangan layanan TIK, dan persiapan Ibu Kota Negara baru.
Kemudian disebutkan juga kalau ada beberapa elemen yang harus dipersiapkan oleh beberapa lini untuk bisa mendorong hadirnya 5G di Indonesia.
1. Kebijakan Strategis
Hal pertama yang harus diperhatikan untuk menghadirkan koneksi baru di Indonesia adalah kebijakan.
Ismail menyebutkan bahwa kebijakan disini bukan berarti peraturan Undang-Undang yang akan mengikat.
Baca Juga: Inggris Minta Jepang Bantu Membangun 5G Pengganti Huawei
Namun untuk poin ini, ia lebih menekankan kepada bagaimana pihak-pihak terkait dapat membuat rencana yang matang, mulai dari pemilihan teknologi seperti program fiberisasi.
Kemudian harus diperhatikan juga tingkat keekonomian 5G agar dapat dilihat juga keuntungan apa saja yang bisa didapatkan dengan adanya koneksi tersebut.
Terakhir juga harus diperhatikan geo strategis yang merujuk pada kondisi global.
Baca Juga: Bye SMS-an, Xiaomi Kini Buat Aplikasi 5G Messages Untuk Penggunanya
2. Infrastruktur 5G
Poin kedua yang disoroti oleh Ismail adalah kesiapan infrastruktur yang harus dibangun Indonesia mulai dari sekarang.
Dalam hal ini, Ismail meminta seluruh perusahaan telko yang ada di Indonesia untuk ikut membantu dalam penyediaan band yang cukup.
Untuk bisa merasakan koneksi internet yang cepat dibutuhkan spektrum frekuensi radio yang terdiri atas 3 bagian yaitu, Coverage Layer (rendah), Capacity Layer (menengah), dan Super Data Layer (tinggi).
Baca Juga: Sambut 5G di Indonesia Tahun 2023, TOWR Siapkan Jaringan Fiber Optic 34 Ribu Km
"Ketersediaan spektrum 5G ini memang harus lengkap agar bisa mendapatkan gen yang maksimal," tutur Ismail.
"Maka idealnya seluruh operator memiliki spektrum berkemampuan mulai dari yang mendasar hingga tinggi," lanjutnya.
3. Ekosistem 5G
Dalam sebuah perkembangan teknologi yang baik tentunya Indonesia membutuhkan ekosistem yang dapat mendukung kelancaran koneksi 5G.
Pada lini ini, Ismail menyoroti lima segmen yang akan membuat sebuah ekosistem 5G, seperti sumber daya manusia, aplikasi pemerintahan, startup, Internet of Things, dan Big Data & AI.
"Ekosistem ini saya rasa bisa membuat koneksi 5G bisa maksimal jika benar-benar sudah ada di Indonesia," tuturnya.
Baca Juga: Inilah 10 Negara Teratas Dengan Kecepatan Download 5G Tertinggi, Arab Saudi Jawaranya!
4. Kebijakan Impelementasi 5G
Pada poin terakhir baru lah dibahas mengenai kebijakan implementasi yang menyasar para pemerintahan baik di pusat ataupun daerah.
Sebagai teknologi 5G tentu patut diperhatikan untuk urusan model bisnis di masa depan.
Kemudian regulasi dari pihak pemerintah terkait untuk penyelenggara telekomunikasi pun menjadi hal yang patut diperhatikan.
Lalu untuk yang selanjutnya pihak Pemerintah Daerah (Pemda) diharapkan juga bisa mendukung pembangunan infrastruktur pasif seperti Pole, Tower, Ducting, dll.
Baca Juga: WiFi 5G Sudah Banyak Dipakai di Hape 4G, Ini Bedanya Dengan Jaringan 5G
Uji coba pun menjadi hal yang perlu dilakukan oleh pihak-pihak bersangkutan untuk bisa membangun 5G yang maksimal.
"Kita sudah banyak belajar soal teknologi mulai 2G ke 3G, 3G ke 4G, bahkan sekarang 4G ke 5G," ucap Ismail.
Ia pun mengatakan kalau pihaknya tidak ingin melakukan kesalahan yang sudah diperbuat di masa-masa sebelumnya.
Baca Juga: Produk China Dimusuhi Lagi, Huawei Bakal Didepak Dari Program Pengembangan 5G India
Sebab untuk 4G sendiri sebenarnya masih belum bisa maksimal seperti di negara lain.
"Jadi bisa saja nanti takutnya simbolnya 5G tapi kendalanya masih banyak dan masyarakat tidak merasakan kecepatan yang sebenarny," pungkas Ismail.
(*)