3 Langkah Bagi Para Pengusaha UKM Agar Terhindar Dari Tindak Penipuan

Jumat, 28 Agustus 2020 | 10:00
GoBiz

Acara sosialisasi cara menghindari rekayasa sosial bagi para pebisnis UMKM.

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com- Kondisi pandemi yang mewabah di Indonesia telah memunculkan sebuah fenomena baru.

Setuju atau tidak, sejak PSBB diberlakukan pada bulan Maret lalu di berbagai wilayah, banyak masyarakat yang beralih menjadi pengusaha atau pedagang.

Penggunaan platform digital sebagai tempat berdagang pun menjadi sasaran para pebisnis baru tersebut.

Hal ini sesuai dengan data yang dihimpun oleh pihak GoFood, di mana perusahaannya mengatakan ada sekitar 120.000 UMKM yang memutuskan untuk membawa bisnisnya ke bentuk digital.

Baca Juga: Cara Beli Emas Lewat GoInvestasi di Aplikasi Gojek, Bisa Mulai Rp 8000

Kendati demikian, kondisi ini pun berjalan beriringan dengan semakin maraknya kasus penipuan di dunia maya.

Seperti yang kita tahu, telah terjadi banyak kasus pencurian data pengguna dari berbagai perusahaan yang merugikan konsumen selama pandemi.

Tak hanya itu, ada pula sejumlah penipuan yang menggunakan teknik Social Engineering atau rekayasa sosial.

Baca Juga: Gojek Xcelerate Batch 4 Resmi Latih 11 Startup di Sektor Bisnis Online

Rekayasa sosial adalah jenis penipuan dengan cara memanipulasi psikologis pengguna platform teknologi.

"Penipu menyerang kelemahan psikologis pengguna sehingga membuat calon korban mengabaikan nalar dan logika," ungkap Adityo Hidayar, selaku Researcher CfDS.

Maka dari itu, ada beberapa tips bagi para pelaku bisnis UMKM agar bisa terhindar dari tindakan rekayasa sosial.

Kamu bisa melakukannya dengan cara memahami 3 hal berikut ini:

Baca Juga: 3 Tips Bisnis Online Ala GoJek Agar Tetap Berkembang Saat Masa Pandemi

1. Membuat Keadaan Seakan Mendesak

Bagi kamu yang menerima telepon dari orang asing, maka perhatikanlah situasi ini.

Para pelaku tindakan rekayasa sosial kerap kali membuat perbincangan antara anda dengan pelaku seakan-akan rumit dan membuat korban lebih mudah untuk di arahkan.

Jika berhasil, para pelaku biasanya akan dengan segera meminta informasi pribadi, data usaha, atau meminta transfer sejumlah uang.

Maka dari itu, Adityo menyarankan bagi para pelaku usaha bisnis untuk tidak cepat merasa panik jika sedang berada di situasi panggilan yang mendesak.

Sebab hal tersebut merupakan salah satu upaya bagi pelaku rekayasa sosial.

Baca Juga: Inilah Aturan GoFood Dalam Layanan Antar Makanan di Situasi Pandemi

2. Kode OTP Sangat Penting

One Time Password (OTP) adalah sebuah kode bagi pengguna sebuah aplikasi untuk konfirmasi masuk ke dalam layanan.

Nah, maka dari itu kamu diharuskan untuk menjaga dengan baik kode-kode tersebut dari pengetahuan orang lain.

Para pelaku rekayasa sosial kerap kali menelepon calon korbannya dengan dalih ingin memasukkan kode hadiah yang dikirimkan melalui SMS di ponsel kamu.

Baca Juga: Gojek Beri Pernyataan Terkait Dugaan Kebocoran Data Aplikasi GoBiz

Namun itu adalah bohong karena kode yang dimintanya adalah kode OTP yang dilakukannya untuk bisa masuk ke dalam akunmu.

"Kode OTP dan nomor kartu ATM hanya untuk diproses oleh sistem atau mesin. Sehingga, apabila ada orang yang menanyakan kode OTP maupun nomor kartu ATM maka kita patut berhati-hati," ungkap Adityo, seperti yang dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Nextren.

3. Iming-Iming Hadiah

Nah, untuk ciri-ciri terakhir yang perlu kamu ketahui dari tindakan rekayasa sosial adalah iming-iming hadiah.

Kamu sebagai korban patut mewaspadai setiap telepon yang menawarkan sejumlah hadiah.

Baca Juga: Cara Mengubah Alamat Usaha GoFood dan GrabFood, Gampang Kok!

Penggunaan hadiah sebagai salah satu upaya pelaku mengetahui latar belakang dari si calon korban.

Biasanya, korban yang terkena skema ini adalah orang-orang yang sedang merasa kesulitan ekonomi.

Sehingga dengan iming-iming hadiah yang besar akan membuat korban hilang kesadaran dan mengikuti perintah pelaku.

Nah, itu dia beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang tindakan rekayasa sosial yang saat ini masih marak terjadi.

Baca Juga: Kini Aplikasi GoJek Bisa Dipakai Saat Jalan-jalan ke Vietnam, Singapura dan Thailand

Menyoal hal tersebut, GoBiz sebagai salah satu layanan bisnis sudah melengkapi aplikasinya dengan sistem keamanan terbaru dengan beberapa fitur.

"Fitur Verifikasi PIN validasi terhadap driver yang mengambil pesanan, fitur pengaturan peran pengguna untuk akses pemilik, fitur konfirmasi sebagai pemilik untuk verifikasi kepemilikan data sebagai pemilik outlet," papar Head of Merchant Platform Business Gojek, Novi Tandjung.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya