Warga Garut Ini Pasang Sendiri Kabel Optik di Kampungnya, Internet Unlimited Cuma Rp 33 Ribu Sebulan

Kamis, 23 Juli 2020 | 22:00
Ella

Ilustrasi sejumlah pekerja proyek peremajaan jaringan fiber optik milik XL Axiata yang menghubungkan Cimahi-Purwakarta, Jawa Barat (Mei 2020)

Nextren.com - Warga Kampung Cilimushideung yang berada di perbatasan Desa Mekarsari dan Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, sejak satu minggu belakangan, sudah bisa menikmati internet murah.

Fasilitas internet murah tersebut didapat dari program yang digagas Badan Usaha Milik Kampung ( Bumka).

Adalah Budi Hermawan (44), pendiri Bumka Tekno Sains yang ada di Kampung Cilimus Hideung, sekaligus pencetus ide kampung teknologi.

Pria yang telah malang melintang bekerja di berbagai perusahaan Informasi Teknologi dan jaringan tersebut, membangun sendiri jaringan kabel fiber optik di kampungnya, hingga menyediakan fasilitas internet murah bagi warganya.

Baca Juga: Internet Fiber Optic XL Home Hadir di Jawa Timur, Mulai Rp 299 Ribu Sebulan Untuk 100 Mbps

“Impian saya sejak lima tahun lalu, sekarang bisa terwujud, saat ini dalam satu minggu sudah 5 kilometer jaringan kabel fiber optik yang terpasang dari target 15 kilometer,” jelas Budi, Senin (20/07/2020).

Dengan jaringan internet yang telah terbangun, menurut Budi, saat ini ada 257 kepala keluarga di dua desa, yaitu Desa Mekarsari dan Cibunar, yang bisa menikmati internet murah tanpa batas seharga 33.000 per bulan.

Selain itu, warga juga bisa menikmati paket internet harian hingga mingguan.

“Pembelian paketnya ke Bumka, nanti tinggal beli paketnya ke pengurus RT atau RW atau pengurus Bumka langsung,” jelas Budi.

Baca Juga: Targetkan Daerah Terpencil Bisa Internetan 10 Mbps, Indonesia Siap Jadi Negara Digital

Budi sendiri menargetkan, jaringan kabel fiber optik sepanjang 15 kilometer di akhir bulan Juli ini bisa segera terpasang.

Dengan begitu, makin banyak warga di Desa Cibunar dan Mekarsari yang bisa menikmati layanan internet murah ini.

Budi mengakui, jaringan internet yang dibangunnya, sampai saat ini masih terkendala karena belum memiliki izin Internet Service Provider (ISP).

Karenanya, demi tersedianya internet murah bagi masyarakat, terutama para siswa yang saat ini sekolah daring, Budi berharap pemerintah bisa membantu memfasilitasi pengurusan ISP jaringan internet yang dibangunnya.

Baca Juga: Kasus Pengrusakan Kabel Fiber Optik Bawah Laut Dimenangkan oleh Triasmitra, Angin Segar Bagi Dunia Internet Indonesia

(KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)
(KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)

Budi Hermawan, warga Desa Mekarsari Kecamatan Cibatu, Garut memasang sendiri jaringan kabel fiber optik untuk warga desanya.

“Kami cuma minta bantuan kebijakan saja dari pemerintah, kalau infrastruktur dan lainnya, kami sudah bangun sendiri,” harap Budi.

Budi mengaku, untuk bisa membangun jaringan internet sendiri, semua dilakukannya seorang diri, termasuk permodalan, ditanggungnya sendiri.

Namun, agar internet ini bisa memberi manfaat banyak bagi masyarakat, ia pun membangun Badan Usaha Milik Kampung (Bumka) yang menjadi wadah penyediaan internet gratis bagi warga.

“Nanti di kampung-kampung lain, bisa saja dirikan Bumka sendiri kalau sudah tersedia jaringan internetnya, saya siap memasang jaringannya kalau memang mau,” katanya. Bumka Tekno Sains yang didirikan Budi, tidak hanya bergerak dalam penyediaan jasa internet murah.

Baca Juga: Internet Fiber Optic Unlimited 5Mbps PLN Dijual Rp 89 Ribu Per Bulan, Murah dan Jangkauan Luas

Dari pengalamannya bekerja di sektor Informasi Teknologi (IT), Budi berhasil mengembangkan beberapa teknologi terapan murah dan memberi manfaat banyak bagi masyarakat.

“Kita juga sudah membuat sistem multiuser untuk komputer, jadi satu CPU, bisa untuk lebih dari 6 user."

"Teknologi ini cocok untuk ujian berbasis komputer dan penggunaan di kantor atau di rumah, jadi tidak perlu satu user satu CPU,” katanya.

Selain multiuser komputer, menurut Budi, Bumka Tekno Sains juga sudah berhasil menciptakan alat yang disebutnya sebagai Touch Pen.

Baca Juga: FiberisasiXL Axiata Capai 200 Kota dan Kabupaten, Antisipasi Jaringan 5G

Dengan alat ini, teknologi layar sentuh bisa diterapkan pada media apa pun hanya dengan menggunakan infocus.

“Layar komputer yang ditampilkan lewat infocus pada dinding, layar atau apapun, bisa jadi layar sentuh dengan Touch Pen."

"Kalau layar sentuh ukuran 50 inch, harganya bisa sampai Rp 50 juta, maka alat ini harganya hanya Rp 1,5 juta,” katanya.

Peralatan ini, menurut Budi, nantinya akan diproduksi secara massal di industri rumahan warga Kampung Cilimus Hideung.

Baca Juga: Layanan Internet Fiber Optic GIG Sasar Milenial Mulai Rp 200 Ribuan

Makanya, menurut Budi tidak salah jika dirinya menyebut kampungnya sebagai kampung teknologi.

“Warga sudah siap kalau ada permintaan dalam jumlah banyak, alatnya baru kita perkenalkan dan demonstrasikan,” jelasnya.

Wakil bupati Garut kagum Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, yang melihat langsung demonstrasi Touch Pen yang dilakukan Budi, mengaku kagum dengan inovasi teknologi terapan yang dilakukan Budi dan warga Kampung Cilimushideung.

Ia sama sekali tidak menyangka, teknologi terapan seperti ini bisa dilakukan oleh warga Kampung Cilimushideung yang jauh dari perkotaan.

Baca Juga: Jaringan Fiber Optic Palapa Ring Ribuan Km Siap Layani Akses 4G di Wilayah Pinggiran

“Seperti sulap ini,” katanya saat mencoba teknologi terapan Touch Pen pada permukaan layar infocus, Jumat (17/8/2020) malam di Kampung Cilimushideung.

Helmi meyakini, teknologi terapan model multiuser komputer, Touch Pen hingga layanan internet murah, bisa sangat mudah diterima warga.

Apalagi, harganya juga jauh lebih murah daripada yang ada di pasaran.

“Saya kurang begitu paham teknologi ya, tapi ini sangat mudah, bisa digunakan banyak orang dengan mudah dan memberi manfaat banyak,” katanya terkagum-kagum.

Baca Juga: Wow, Google Bangun Jaringan Internet Laser di India Berkecepatan 20 Gbps

Helmi juga melihat, Bumka yang dikembangkan di Kampung Cilimushideung, menjadi Bumka pertama di Garut.

Sebab, sampai saat ini yang telah ada baru sebatas Bumdes.

“Kalau Bumdes, sudah ada ratusan di Garut, tapi kalau Bumka, ini yang pertama,” kata Helmi yang didaulat meresmikan Bumka tersebut.

Secara khusus, Helmi melihat penyediaan internet murah oleh Bumka Tekno Sains di Kampung Cilimus Hideung, bisa menjadi solusi dari permasalahan kuota internet yang saat ini banyak dikeluhkan orangtua siswa karena pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga: Paket Internet versi Murah IndiHome Lite Seharga Rp 199 Ribu Sebulan Dapat Kecepatan 10Mbps

Helmi pun akan berupaya membantu soal perizinan ISP yang saat ini belum dikantongi Bumka.

“Saya belum tahu teknisnya seperti apa (perizinan ISP), tapi nanti kita coba cari solusinya."

"Karena ini bisa membantu orangtua dan siswa yang saat ini harus belajar daring,” katanya.

Helmi melihat, teknologi-teknologi terapan yang dibuat di Kampung Cilimushideung, bisa saja digunakan di lingkungan perkantoran Pemkab Garut.

Ia pun akan mengajak Bumka Tekno Sains duduk bareng membicarakan teknologi terapan yang bisa digunakan di lingkungan Pemkab Garut.

“Kita siap menggunakan temuan-temuan mereka, makanya nanti kita harus duduk bareng lagi, apa yang bisa kita kerjasamakan,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Pria Ini Pasang Sendiri Kabel Optik, 1 Kampung Bisa Nikmati Internet Murah" Penulis : Kontributor Garut, Ari Maulana Karang

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya