Tidak Hanya Ambil Data, Hackers Bisa Pakai Kabel USB Untuk Hancurkan Hape

Rabu, 22 Juli 2020 | 17:30

kabel USB A to Type-C Black Shark 2

Nextren.com -Kasus hacking pada saat ini jadi meresahkan pengguna internet, dari kejadian yang terjadi pada Twitter dan YouTube.

Hacking yang biasanya kita lihat ialah mengambil data pengguna dan dipakai untuk mengambil keuntungan orang lain.

Namun ternyata, ada juga hacker yang tidak mengambil sebuah data melainkan merusak perangkat pengguna.

Tencent, perusahaan besar teknologi di Cina memperingatkan untuk mencapai keinginannya hacker bisa dengan penghancuran dunia fisik melalui sarana digital.

Baca Juga: Amerika Tuduh Dua Hacker Tiongkok Ingin Ambil Data Keamanan Negara

Para peneliti perusahaan tersebut baru saja mengungkapkan kerentanan baru yang serius pada pengisian daya cepat di pasar massal yang sekarang digunakan di seluruh dunia.

Ketika smartphone terhubung dengan kabel USB yang memiliki teknologi pengisian daya cepat, disana terdapat negosiasi di antara keduanya.

Negosiasi ini dikelola antara firmware pada perangkat dan firmware pada charger, dan mengasumsikan keduanya akan bermain dengan baik satu sama lain.

Tetapi para peneliti Tencent telah membuktikan bahwa pengisi daya yang dikompromikan dapat mengesampingkan negosiasi tersebut, mendorong lebih peforma kabel menjadi menurun bukannya menangani perangkat dengan aman.

Baca Juga: Cara Mudah Ajari Anak Mengenal Ciri-Ciri Pesan Phising Berbahaya di Internet

Kejadian tersebut kemungkinan menghancurkan perangkat dan bahkan berpotensi membakarnya.

Pengisian daya cepat pada dasarnya adalah perangkat pintar dan mengutip Forbes perangkat itu pun terbuka untuk kompromi berbahaya.

Penyerangannya juga cukup sederhana, dengan malware dimuat ke smartphone, hacker bisa terhubung ke pengisi daya dengan menimpa firmware-nya.

Dan selanjutnya bisa menggunakan kabel USB tersebut sebagai senjata ketika mencolok ke smartphone lainnya.

Baca Juga: Setelah Twitter Dihack, Youtuber Chandra Liow Juga Terkena Hacking

Yang menarik di sini adalah bahwa malware mungkin sudah ada di sebuah perangkat yang mungkin akan diserang dengan memasukan kode berbahaya itu ke smartphone lain.

Ketika pertama kali smartphone terhubung ke pengisi daya cepat yang rentan, smartphone itu akan mengganti firmware-nya.

Jadi, ketika terhubung ke pengisi daya yang sama untuk menambah daya perangkat, smartphone akan kelebihan beban.

Peneliti sudah menemukan 234 pengisi daya cepat di pasaran dan mencoba 35 dari mereka.

Baca Juga: Kasus Hacking di Twitter Sedang Diselidiki, Targetnya Ada 130 Akun

Dari ke 35 disisihkan menjadi 18 yang memiliki masalah BadPower yang meliputi 8 brand teknologi.

Perangkat yang berjumlah 18 itu 11 di antaranya rentan terhadap serangan sederhana melalui perangkat yang juga mendukung protokol pengisian cepat, seperti smartphone.

Baca Juga: Twitter Tutup Akses Akun-Akun Centang Biru Setelah Kejadian Hacking

Menurut para peneliti, memang ada risiko pada perangkat dengan teknologi pengisian daya cepat, namun risiko lebih besar adalah dengan mereka yang tidak memilikinya.

Saran mereka adalah jangan mencolokkan perangkat 5v dasar ke pengisi daya cepat dengan kabel USB ke USB-C.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber Forbes