Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo
Nextren -Pada pemilihan umum presiden (pilpres) AS tahun 2016 lalu, Donald Trump dan timnya berhasil memanfaatkan media sosial sebagai lahan kampanye.
Saat itu mereka menggunakan Facebook untuk menyebarkan materi kampanye dalam berbagai bentuk.
Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Tak Terima Film Parasite Asal Korea Selatan Mendominasi Oscar 2020
Mulai dari artikel, iklan, video, dan semacamnya.
Tahun ini, negara adidaya itu akan kembali melaksanakan pilpres.
Donald Trump sebagai presiden petahana juga akan ikut serta kembali dalam pilpres kali ini.
Baca Juga: Petinggi Facebook Akui Donald Trump Menangi Pemilu 2016 Berkat Layanan Mereka
Berbeda dengan periode sebelumnya, tahun in Trump akan mulai merambah ke dunia YouTube.
Melansir dari Bloomberg, halaman depan YouTube nantinya akan menampilkan iklan kampanye milik Donald Trump.
Iklan ini akan muncul di awal November termasuk di hari pemilihannya, 3 November 2020.
Baca Juga: Trump Bakal Update Status Perang Dengan Iran, Ajak Kongres Follow Twitternya
Dengan menyewa ruang iklan di tempat yang luar biasa ramai ini, Trump jelas mengincar kemenangan untuk yang kedua kalinya.
Oh iya, ini bukanlah pertama kalinya Trump menyewa ruang iklan strategis untuk keperluan politik.
Tahun lalu, Trump juga sempat menyewa ruang iklan di YouTube saat ajang debat calon presiden.
Baca Juga: Donald Trump Mendadak Buka Channel Twitch, Mau Siaran Gaming?
Saat itu Trump diperkirakan harus merogoh kocek antara $500.000 sampai $1 juta untuk memasang iklan.
YouTube menampilkan iklan kampanye milik Trump selama debat berlangsung.
Kebetulan, saat itu debat calon memang ditayangkan secara live streaming melalui YouTube.
Baca Juga: Donald Trump Salahkan Video Game Atas Kasus Penembakan Massal
Rupanya bukan cuma Trump, tahun 2012 lalu Barrack Obama juga sempat menyewa ruang iklan di YouTube untuk keperluan kampanye.
Dari dua tokoh di atas kita bisa melihat kalau YouTube ternyata jadi tempat yang efektif untuk menyampaikan pesan politik.
Secara umum media sosial yang banyak tersedia saat ini memang bisa dibilang jadi tempat paling efektif untuk berkampanye.
Baca Juga: Trump Tidak Percaya Bitcoin dan Libra Facebook, Cuitannya Bikin Heboh
Walaupun begitu, banyak juga perusahaan media sosial yang menolak kerja sama dengan tokoh politik.
Salah satu yang paling tegas adalah Twitter.
CEO Twitter Jack Dorsey, dengan tegas tegas ia menyatakan dalam cuitannya akan menghentikan semua iklan politik di Twitter secara global.
Baca Juga: Beda dengan Facebook, Twitter Akan Larang Semua Iklan Politik
We’ve made the decision to stop all political advertising on Twitter globally. We believe political message reach should be earned, not bought. Why? A few reasons…????Kebijakan ini diambil dalam menyambut pemilu presiden AS pada tahun 2020 nanti.— jack ???????????? (@jack) October 30, 2019
Walaupun banyak yang menolak, tapi perlu diakui kalau media sosial dan internet memang sangat efektif untuk berkampanye.
Bagaimana menurut kalian? (*)
Baca Juga: Spotify Blokir Iklan Politik di Tahun 2020, Ikuti Google dan Twitter