Riset: Waspadai Media Sosial, Bisa Bikin Orang Indonesia Iri dan Frustrasi

Selasa, 25 Juni 2019 | 20:10
abc.com

Ilustrasi media sosial

Nextren.com - Di Indonesia, penetrasi internet yang ebsar sangat terbantu oleh adanya media sosial seperti Facebook, Instagram dan lainnya.

Bahkan banyak orang Indonesia yang tidak menyentuh komputer, tapi mengakses internet setiap hari lewat smartphone, terutama media sosial.

Di satu sisi, hal ini membuat penyebaran informasi menjadi sangat cepat sehingga menimbulkan efek negatif seperti kabar hoaks dan ujaran kebencian, yang menimbulkan keresahan masyarakat.

Tahukah kamu, ternyata terlalu sering menggunakan media sosial bisa membuat penggunanya rentan akan rasa frustasi dan mudah iri dengan orang lain.

Baca Juga: Hati-Hati Komen di Medsos, Pemerintah AS Bakal Intip Medsos Pemohon Visa Hingga 5 Tahun Lalu

Temuan itu dimuat dalam penelitian berjudul A Tool to Help or Harm? Online Social Media Use and Adult Mental Health in Indonesia.

Penelitian ini secara khusus menyoroti gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial di Indonesia. Sujarwoto, peneliti yang meriset masalah gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial secara berlebihan ini mengatakan, perasaan iri dan getir muncul karena pengguna sering membanding-bandingkan kehidupannya dengan orang lain di medsos.

Kecenderungan rasa iri yang timbul juga semakin tinggi mengingat lingkup media sosial yang lebih luas.

Baca Juga: Banjir Kritik Di Medsos, Desain Karakter Sonic Live Action Diubah

"Kalau dulu sebelum ada akses internet (komunikasi) hanya dengan tetangganya, keiriannya masih sama tetangganya. Nah sekarang kan lebih luas", jelas Sujarwoto ketika dihubungi KompasTekno melalui sambungan telepon, Senin (24/6/2019).

Di Indonesia, kesenjangan sosial menyebabkan para pengguna medsos terpapar citra positif dan kebahagiaan dari teman-temannya yang lebih mapan.

Mereka lalu membandingkannya dengan keadaan diri sendiri.

Komparasi seperti ini menimbulkan perasaan kalah dan kehilangan.

Baca Juga: Konsumen Medsos Tak Suka Data Pribadinya Jadi Basis Iklan Personal

Keriuhan menimbulkan frustrasi Beberapa penelitian terkait juga menyebut penggunaan media sosial secara berlebih bisa menghilangkan kepuasan akan hidup dan menciptakan frustasi.

Frustasi timbul karena media sosial yang terlalu riuh.

Apalagi, Indonesia masih dalam masa transisi demokrasi sehingga warganya kerap serampangan dalam memberikan komentar dan melempar opini di dunia maya.

Keributan yang masif dan dikonsumsi secara terus-menerus inilah yang menimbulkan perasaan frustasi.

Baca Juga: Begini Cara Laporkan Akun Twitter Palsu, Biar Medsos Lebih Adem

"Ditambah berita-berita yang tersebar di media sosial juga banyak berita negatif. Seperti kriminalitas, korupsi, dan sebagainya," jelas Sujarwoto yang meriset masalah ini bersama dua rekannya, Adi Cilik Pierawan dan Gindo Tampubolon.

"Sedikit banyak, itu membuat pembaca merasa depresi."

"Hal-hal itu perlu diperhatikan, kelihatannya tidak masalah tapi jika dibiarkan dalam jangka panjang akan jadi masalah," lanjutnya.

Baca Juga: Siap-Siap, Bikin Akun di Media Sosial Bakal Wajib Berikan Nomor Hape

Dia menyarankan warganet Indonesia agar lebih bijak dalam mengatur waktu bermedia sosial.

Pemerintah juga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana menggunakan media sosial yang bijak dan memberikan penyuluhan pentingnya kesehatan mental.

Penelitian yang dimulai sejak tahun 2016 ini lebih spesifik meneliti penggunaan media sosial populer seperti WhatsApp, Facebook dan Twitter.

Baca Juga: Warga Amerika Anggap Media Sosial Cuma Buang-Buang Waktu, di Indonesia Malah Rame

Data yang digunakan berasal dari Indonesia Family Survey (IFLS) pada tahun 2014 yang merepresentasikan 83 persen populasi di seluruh Indonesia.

Dari IFLS, diambil responden sejumlah 22.423 orang dewasa yang berusia di atas 20 tahun dari 9.987 rumah tangga. (Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi: Media Sosial Bikin Orang Indonesia Iri dan Frustrasi"

Tag

Editor : Wahyu Subyanto